SURATDOKTER.com - Telur termasuk salah satu makanan yang sangat bergizi dan mengandung hampir semua nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Selain itu, cara mengolah telur juga sangat praktis, bisa digoreng atau direbus. Ada banyak kreasi masakan telur yang mudah dibuat seperti telur ceplok, telur orak-arik, telur dadar, telur mata sapi, dan telur rebus.
Namun, ada pertanyaan yang sering muncul terkait konsumsi telur selama kehamilan, terutama telur setengah matang. Apakah aman bagi ibu hamil untuk mengonsumsi telur setengah matang?
Menikmati telur setengah matang bersama roti atau nasi hangat memang sangat menggoda, namun sebelum Bumil mengonsumsinya, penting untuk memahami fakta di balik telur setengah matang untuk ibu hamil.
Telur adalah sumber protein hewani yang baik selama kehamilan dan mengandung kolin yang mendukung perkembangan otak janin.
Namun, perlu diingat bahwa telur setengah matang juga dapat membahayakan Bumil dan janin, oleh karena itu disarankan untuk mengonsumsi telur yang matang sepenuhnya.
Baca Juga: Jarang Disadari, Ini Ciri-ciri Diabetes di Usia Muda yang Dianggap Hal Biasa
Fakta Tentang Keamanan Mengonsumsi Telur Setengah Matang Selama Kehamilan
Telur adalah makanan yang mudah didapat dan harganya terjangkau. Makanan favorit banyak orang ini dapat diolah dengan berbagai cara, seperti digoreng ceplok, dadar, atau direbus.
Tingkat kematangan telur juga dapat disesuaikan dengan selera, bisa matang sempurna atau setengah matang.
Jika seorang wanita hamil mengidamkan telur atau ingin menyertakan telur dalam menu harian, sebaiknya hindari menyajikan telur setengah matang atau mentah.
Karena telur yang belum matang sempurna dapat mengandung bakteri Salmonella yang dapat menyebabkan keracunan makanan pada wanita hamil.
Gejala yang mungkin timbul akibat infeksi bakteri ini termasuk demam tinggi, muntah, sakit perut, sakit kepala, diare, dan dehidrasi.
Dalam beberapa kasus, gejala dapat sangat parah dan bahkan menyebabkan persalinan prematur atau keguguran.
Wanita yang sedang hamil dan terpapar salmonella dapat mengalami gejala yang parah akibat keracunan makanan.