Kemenhaj menekankan bahwa petugas harus mampu berkomunikasi dengan masyarakat lokal, tenaga medis, serta aparat keamanan Arab Saudi.
Keterampilan ini membantu mempercepat koordinasi dalam situasi darurat, seperti menangani jemaah tersesat atau membutuhkan bantuan medis mendadak.
Penguasaan bahasa juga mempermudah kerja sama lintas sektor antara petugas Indonesia dan pihak otoritas setempat di lokasi-lokasi penting seperti Arafah, Mina, dan Makkah.
Menuju Haji yang Humanis dan Profesional
Program pelatihan barak ini merupakan langkah besar menuju penyelenggaraan haji yang lebih manusiawi, tertib, dan sehat.
Pemerintah menargetkan agar pelaksanaan haji 2026 menjadi contoh pelayanan yang profesional — dengan petugas yang kuat, cerdas, dan berempati tinggi terhadap jemaah.
Pendekatan menyeluruh melalui pembinaan fisik, spiritual, dan komunikasi diharapkan mampu menciptakan pengalaman ibadah yang aman, nyaman, serta penuh nilai kemanusiaan bagi seluruh jemaah Indonesia.***
Artikel Terkait
Usulan Undang-Undang Makan Bergizi Gratis: Upaya Perkuat Gizi Anak dan Jamin Keberlanjutan Program Nasional
Kinerja Setahun Pemerintahan Prabowo–Gibran: Publik Paling Puas pada Sektor Kesehatan dan Pendidikan
43 Juta Warga Indonesia Telah Nikmati Cek Kesehatan Gratis: Langkah Besar Menuju Deteksi Dini Nasional
Viral Sidak Aqua oleh KDM: Fakta Sumber Air dari Sumur Bor dan Dampaknya bagi Kesehatan
Viral Sidak Aqua dan Isu Lama Galon BPA: Dari Sumur Bor hingga Risiko Kesehatan yang Perlu Diwaspadai