SURATDOKTER.com - Stroke iskemik banyak di derita oleh pasien. Umumnya penderita harus menjalani terapi khusus dan pengobatan panjang untuk menyembuhkannya.
Namun sebagai Langkah awal agar trhindar dari penyakit ini, harus ada pengetauan khusus mengenai stroke.
Baca Juga: Overdosis Vitamin D Bisa Sebabkan Kematian, Kenali Gejalanya
Mengenal Ciri-ciri Stroke Iskemik
Stroke iskemik pada dasarnya adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan adanya gumpalan darah pada otak.
Dampaknya adalah pasokan oksigen dalam otak menjadi terganggu.
Berikut hal umum mengenai stroke yang harus diketahui:
- Secara umum, penyebabnya adalah arterosklerosis yakni penggumpalan darah pada pembuluh darah arteri. Gumpalan darah yang bisa menyebabkan stroke terdiri dari gumpalan darah di pembuluh yang memasok oksigen (thrombosis) dan gumpalan darah yang berasal dari organ lain (emboli)
- Ada beberapa pasien yang memiliki factor resiko terkena stroke seperti usia yang lebih dari 55 tahun, memiliki penyakit hipertensi, gaya hidup dan kebiasaan tidak sehat, obesitas, sampai dengan terapi hormon dapat meningkatkan resiko terhadap stroke.
- Gejala yang dikenali Masyarakat secara umum adalah lengan lemah karena mati rasa, gangguan bicara, otot wajah melemah, gangguan penglihatan sampai dengan gangguan keseimbangan tubuh.
Gejala awal stroke memang cukup sulit dibedakan dengan gejala penyakit ringan seperti pusing serta gangguan penglihatan.
Akan tetapi apabila disertai dengan gangguan bicara maka kebanyakan orang awam secara kasat mata sudah bisa mengenali bahwa itu adalah gejala stroke.
Proses diagnose stroke secara medis harus dilakukan sesegera mungkin untuk mendapatkan pengobatan yang lebih intensif.
Mencegah Stroke Iskemik
Secara umum, pengobatan stroke iskemik ada beberapa Tindakan yang akan diambil oleh tim medis seperti:
- Pemberian suntikan obat untuk mengembalikan siklus aliran darah ke otak
- Pemberian obat antikoagulan yang berfungsi untuk mencegah pembekuan darah Kembali.
- Obat pemecah gumpalan darah guna memperlancar aliran darah Kembali.
- Obat penghilang timbunan lemak pada pembuluh darah jantung
- Obat penyerta lainnya seperti obat hipertensi, obat kolesterol dan obat lainnya
Sedangkan untuk pemulihannya, tenaga medis akan memberikan hal-hal seperti:
- Terapi bicara untuk melatih pasien stroke Kembali bisa bicara
- Terapi okupasi yakni terapi pasien untuk mengerjakan tugas ringan
- Fisioterapi jangka panjang untuk membantu pasien Kembali bisa bergerak
Adapun guna mencegah terjadinya stroke bisa dilakukan dengan memperbaiki gaya hidup seperti tidak merokok, menjaga pola hidup sehat dan menjaga berat badan.
Pola hidup sehat meliputi menjaga pola makan dengan mengikuti menu makanan sehat, rajin berolahraga, menghindari koonsumsi alcohol, serta rutin memeriksa tekanan darah agar diketahui efeknya untuk tubuh.
Baca Juga: Kuku Cantik Mengkilap dengan Belimbing Wuluh! 3 Cara Merawat Kuku Alami!
Artikel Terkait
Wajib Tahu! Pertolongan Pertama pada Gejala Stroke Ringan
Apakah Penderita Stroke Infarct Bisa Disembuhkan? Ini Terapi yang Bisa Dilakukan
Mitos Stroke yang Perlu Diwaspadai, Tidak Hanya Menyerang Orang Tua
Pengaruh Golongan Darah Terhadap Risiko Stroke, Cek Faktanya!
Benarkah Golongan Darah A Lebih Beresiko Terkena Stroke? Ini Penjelasannya