- Menurunnya daya tahan tubuh
- Gangguan fokus dan konsentrasi
- Penurunan prestasi akademik
- Mengganggu kebugaran dan produktivitas
- Meningkatkan risiko kematian saat melahirkan
- Menjadi faktor risiko kelahiran prematur
- Berat badan bayi yang cenderung rendah
Dengan menyadari dampak-dampak tersebut, diharapkan dapat memberikan motivasi kepada remaja Indonesia untuk menjaga kesehatan mereka agar terhindar dari berbagai penyakit, terutama anemia.
Penyakit Anemia pada Orang Dewasa
1. Kelelahan yang Kronis
Salah satu tanda utama anemia adalah rasa lelah yang berlangsung lama. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pasokan oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh.
Rasa lelah ini dapat mempengaruhi kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan di rumah maupun di jalan raya.
2. Penurunan Produktivitas Kerja
Dalam lingkungan kerja, anemia dapat berdampak signifikan terhadap produktivitas karyawan.
Penderita anemia cenderung merasakan kelelahan yang kronis, bahkan setelah beristirahat cukup.
Kelelahan ini dapat mengganggu konsentrasi dan fokus, sehingga menghambat kemampuan untuk menyelesaikan tugas dengan efisien.
3. Masalah Kardiovaskular
Kekurangan oksigen dalam darah dapat menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah.
Hal ini seiring berjalannya waktu dapat meningkatkan risiko terkena masalah kardiovaskular seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung koroner.
4. Gangguan Kognitif
Anemia dapat berdampak pada fungsi kognitif, seperti kemampuan konsentrasi, memori, dan pemecahan masalah.
Hal ini dapat berpengaruh terhadap produktivitas dan kualitas hidup sehari-hari.
5. Gangguan Emosi
Individu yang menderita anemia seringkali mengalami perubahan suasana hati, seperti kecemasan dan depresi.
Kekurangan oksigen dalam darah dapat mempengaruhi produksi neurotransmitter yang mengatur suasana hati.
Baca Juga: Benarkah Rambut Rontok Disebabkan oleh Anemia? Ini Penyebab Rambut Rontok dan Cara Mengatasinya
Penanganan dan Pencegahan Anemia pada Remaja
- Konsultasi dengan Tenaga Medis: Ketika berkonsultasi dengan tenaga medis mengenai anemia, mereka akan melaksanakan serangkaian langkah untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang kondisi.
- Peningkatan Asupan Zat Besi dan Nutrisi: Tingkatkan asupan makanan yang mengandung zat besi, seperti daging merah, sayuran berdaun hijau, dan biji-bijian. Juga, tambahkan makanan yang kaya vitamin B12 dan asam folat, seperti telur, ikan, dan produk susu.
- Suplemen: Dalam beberapa situasi, dokter mungkin meresepkan suplemen zat besi atau vitamin B12 dan asam folat untuk membantu mengatasi kekurangan nutrisi.
- Manajemen Perdarahan Menstruasi: Perdarahan menstruasi yang berlebihan dapat menjadi salah satu penyebab utama anemia pada wanita.
- Edukasi dan Kesadaran: Sebuah program edukasi bisa dimulai dengan menyebarkan informasi yang jelas dan mudah dimengerti tentang anemia, termasuk penyebab, gejala, serta dampaknya terhadap kesehatan. Dengan program ini, masyarakat akan lebih memahami pentingnya memeriksa kadar hemoglobin dalam tubuh dan cara mencegahnya.***
Artikel Terkait
Apa itu Anemia Aplastik : Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya
Kenali 15 Manfaat Buah Naga bagi Tubuh, Salah Satunya untuk Mencegah Anemia