SURATDOKTER.COM - Melahirkan merupakan proses yang harus dilalui oleh setiap ibu hamil. Proses melahirkan dapat dilakukan secara normal ataupun sesar tergantung pada kondisi ibu hamil. Pengalaman melahirkan akan menjadi menegangkan bagi ibu hamil yang baru mengalami kehamilan pertama.
Bayangan rasa sakit dan ketegangan saat proses persalinan pasti dialami oleh calon ibu muda. Oleh karena itu pemahaman mengenai tahapan melahirkan normal harus diketahui untuk mempersiapkan diri sang ibu.
Secara umum terdapat tiga tahapan ketika melahirkan normal yaitu fase pembukaan leher rahim, melahirkan bayi, dan mengeluarkan plasenta. Untuk lebih jelasnya simak penjelasan selanjutnya!
Tiga Tahapan Melahirkan Normal
1. Pembukaan Leher Rahim (Early labor dan Active Labor)
Proses pertama saat melahirkan adalah pembukaan leher rahim. Kontraksi akan terasa semakin kuat seiring bertambah dekatnya waktu melahirkan. Leher rahim akan semakin melebar dan memendek untuk jalan lahir bayi.
Pada proses ini dibedakan menjadi dua tahapan yaitu early labor dan active labor. Early labor adalah tahapan paling awal dalam proses melahirkan. Kontraksi yang dirasakan mungkin sedikit ringan dan belum teratur.
Pada tahapan early labor akan keluar lendir bening berwarna merah muda dan bercampur darah. Lendir tersebut merupakan mucus plug untuk melindungi leher rahim selama kehamilan.
Selanjutnya pada tahapan active labor pembukaan leher rahim akan melebar dari 6 cm sampai 10 cm. Kontraksi yang terasa akan semakin kuat dan jaraknya semakin berdekatan. Ketika tahapan active labor air ketuban akan pecah dan dilanjutkan pada tahapan melahirkan yang sebelumnya.
2. Melahirkan Bayi
Setelah pelebaran rahim mencapai 10 cm maka proses selanjutnya adalah mendorong atau mengejan bayi. Proses mengejan tidak boleh sembarangan tetapi mengikuti waktu kontraksi dengan dibantu aba-aba dari dokter atau bidan yang mendampingi.
Bagian pertama yang akan lahir adalah kepala bayi kemudian akan disusul tubuh dan anggota badan yang lainnya. Setelah bayi terlahir secara sempurna, hal selanjutnya yang dilakukan adalah menunggu beberapa menit kemudian memotong tali pusar pada bayi.
Selanjutnya bayi akan dibersihkan oleh perawat yang mendampingi proses persalinan dan dicek tinggi serta berat badannya.
3. Mengeluarkan Plasenta
Proses melahirkan tidak berhenti ketika bayi telah lahir ke dunia. Setelah itu plasenta harus dikeluarkan dari rahim ibu. Plasenta ini juga dikenal dengan sebutan ari-ari bayi.
Dokter atau bidan akan mengeluarkan plasenta dan memastikan tidak ada bagian plasenta yang tertinggal untuk menghindari pendarahan pasca melahirkan.
Ketika saat proses melahirkan terjadi robekan pada mulut rahim maka saat inilah dokter atau bidan akan menjahitnya. Setelah itu akan dilakukan observasi untuk memastikan tidak adanya pendarahan yang terjadi.
Artikel Terkait
Cara Melahirkan Secara Normal Bagi Penderita Ambeien
Didominasi Cara Cesar, Apakah Melahirkan Kembar Cukup Aman dengan Pervaginam?
Posisi Bayi Sungsang, Apakah Bisa Melahirkan Normal? Ini Penjelasannya
Begini Tips Melahirkan Normal Tanpa Jahitan, Bumil Wajib Simak!