SURATDOKTER.com - Kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan) adalah kehamilan yang terjadi akibat sel telur yang telah dibuahi tidak menempel dan berkembang di dalam rahim. Umumnya, kelahiran ektopik terjadi di tuba falopi, tetapi dapat juga terjadi pada bagian tubuh lainnya, seperti leher rahim (serviks), ovarium, atau rongga perut.
Gejala Kehamilan Ektopik
Gejala awal kehamilan ektopik bisa sangat mirip dengan gejala kehamilan pada umumnya, seperti mual, payudara mengeras, dan menstruasi terhenti. Namun, pada tahap lanjut, penderita kehamilan ektopik umumnya mengalami:
- Pendarahan vagina, sehingga sering dikira sebagai haid.
- Nyeri pada area perut, terutama perut bagian bawah, panggul, dan punggung bawah.
- Pusing
Jika tuba falopi pecah, rasa sakit dan pendarahan bisa sangat parah hingga menimbulkan gejala seperti:
- Pingsan
- Tekanan darah rendah (hipotensi) hingga terjadi syok.
- Sakit bahu.
- Nyeri pada area rektum (area antara usus besar dan anus).
Baca Juga: Ibu Hamil Positif Gonore, apa yang Harus Dilakukan?
Penyebab Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik biasanya terjadi karena kerusakan pada tuba falopi. Kerusakan ini mengakibatkan tuba falopi menyempit sehingga pergerakan sel telur ke rahim terhambat.
Beberapa kondisi yang bisa menimbulkan kerusakan pada tuba falopi adalah:
- Endometriosis
- Penyakit radang panggul
- Gangguan keseimbangan hormon
- Kelainan bawaan lahir pada tuba falopi
- Terbentuknya jaringan parut efek dari prosedur medis pada kandungan
Faktor Risiko Kehamilan Ektopik
Setiap wanita yang aktif secara seksual dapat mengalami kehamilan ektopik. Namun, ada faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik, yakni:
- Hamil di usia lanjut (35 tahun ke atas)
- Infeksi penyakit menular seksual, seperti gonore dan chlamydia
- Riwayat hamil di luar kandungan
- Riwayat prosedur bedah, seperti aborsi, sterilisasi pada wanita, dan operasi di area panggul atau perut
- Program bayi tabung
- Penggunaan alat kontrasepsi spiral (IUD)
- Kebiasaan merokok
Komplikasi Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik bisa mengakibatkan pecahnya tuba falopi. Kondisi ini memiliki risiko komplikasi berupa perdarahan berat, syok, bahkan kematian.
Pengobatan Kehamilan Ektopik
Perlu dipahami bahwa janin pada kehamilan ektopik tidak bisa berkembang dengan normal. Kondisi ini dapat mengancam jiwa ibu hamil dan harus segera ditangani.
Tergantung pada perkembangan kehamilan dan lokasi menempelnya sel telur, dokter bisa menangani kehamilan ektopik dengan obat-obatan atau operasi.
Baca Juga: Saat Hamil jadi Sering Lapar? Simak Tips Mengendalikannya
Obat suntik
Suntik methotrexate bisa diberikan guna menghentikan kehamilan ektopik tahap awal. Setelah penyuntikan, dokter akan memantau kadar hormon hCG dalam darah tiap 2–3 hari sampai kadarnya menurun. Penurunan kadar hCG menandakan bahwa kehamilan sudah tidak lagi berkembang.
Artikel Terkait
Mengenal Profesi Perawat, Tugas dan Peranannya di Rumah Sakit
Dianggap Mirip Kalajengking, Ternyata Ini Makanan Ketonggeng, Waspada Jika Masuk Rumah
Profil Masnawati Masud, Wanita yang Bongkar Perselingkuhan Melly Goeslaw dan Mantan Suaminya