SURATDOKTER.com - Kematian pada ibu hamil masih menjadi masalah serius di Indonesia karena Angka Kematian Ibu di Indonesia mencapai 305/100.000 Kelahiran Hidup. Untuk faktor kematian tertinggi adalah akibat Ibu mengalami hipertensi atau preeklamsia.
Namun, preeklamsia ini masih awam di kalangan masyarakat. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai preeklamsia yang sering diderita ibu hamil ini. Mari kita bahas berikut ini.
Apa Itu Preeklamsia?
Preeklamsia ialah kondisi akibat dari tekanan darah tinggi dan tidak terkontrol pada ibu hamil. Preeklamsia termasuk masalah kesehatan pada Ibu hamil yang sangat serius dan harus segera ditangani. Jika tidak, kondisi preeklamsia dapat berubah menjadi eklampsia dan menimbulkan komplikasi yang fatal bagi ibu maupun janinnya.
Preeklampsia biasanya muncul setelah usia kehamilan lebih dari dua puluh minggu, ditandai dengan kemunculan hipertensi dan proteinuria.
Masalah kesehatan ini dapat muncul dengan gejala maupun tanpa gejala. Tekanan darah tinggi biasanya muncul secara perlahan-lahan, sehingga ibu hamil biasanya tidak sadar.
Gejala yang sering terjadi pada ibu hamil dengan preeklampsia antara lain nyeri kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut kanan atas, mual dan muntah, serta produksi urin menurun.
Faktor Penyebab Preeklamsia pada Ibu Hamil
Saat ini belum ada literatur atau hasil riset ilmiah yang menyebutkan secara pasti penyebab dari preeklamsia ini. Kendati demikian, Ibu perlu mewaspadai beberapa faktor berikut yang dapat memicu munculnya komplikasi kehamilan terutama preeklamsia, diantaranya:
- Keturunan genetik, yaitu punya keturunan keluarga yang pernah mengalami hipertensi atau Ibu sendiri pernah mengalami penyakit ini pada kehamilan sebelumnya.
- Kehamilan pertama di usia kurang dari dua puluh tahun atau lebih dari empat puluh tahun.
- Mengalami kelebihan berat badan selama masa kehamilan.
- Punya riwayat penyakit autoimun, hipertensi, diabetes, dan penyakit gangguan darah lain yang dapat menimbulkan komplikasi.
- Hamil anak kembar
- Jarak kehamilan lebih dari sepuluh tahun dari kehamilan sebelumnya.
Cara Mencegah Preeklamsia
Program pencegahan preeklamsia telah digencarkan oleh pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan. Namun, kesadaran ibu terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan di fasilitas kesehatan oleh tenaga kesehatan masih harus terus di tingkatkan.
Adapun program untuk cegah adanya komplikasi kehamilan yaitu melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai standar, yaitu :
- Dua kali pemeriksaan pada trimester pertama,
- Satu kali pemeriksaan pada trimester kedua,
- Tiga kali pemeriksaan pada trimester ketiga.
Minimal dua kali diperiksa oleh dokter saat kunjungan pertama kali di trimester satu dan saat kunjungan ke lima di trimester ketiga.
Adapula selain memeriksakan kehamilan, ibu hamil dapat melakukan cara lain yaitu:
- Menerapkan gaya hidup yang sehat, mengonsumsi makanan bergizi lengkap, dan membatasi konsumsi garam yang dapat meningkatkan tekanan darah.
- Rutin olahraga ringan dan menjaga berat badan agar ideal selama masa kehamilan.
- Konsumsi suplemen vitamin dan mineral yang diresepkan dokter kandungan.
- Hindari asap rokok, alkohol dan jangan konsumsi zat berbahaya lainnya.
Dengan memahami preeklamsia pada Ibu hamil, mulai dari apa itu preeklamsia, gejala, faktor-faktor, hingga cara mencegahnya, kini diharapkan Ibu mulai menjaga kesehatan untuk program kehamilan yang sehat dan demi keselamatan janin. ***
Artikel Terkait
Preeklamsia: Tanda Bahaya pada Kehamilan yang Terlihat Sepele Namun Sangat Berbahaya bagi Ibu Hamil dan Janinnya
Apakah Air dalam Kemasan Aman Untuk Ibu Hamil? Simak Penjelasannya Berikut Ini
14 Tips Menjaga Kehamilan pada Trimester Pertama, Ibu Hamil Wajib Tahu Supaya Tetap Aman
Buah-Buahan yang Wajib Dikonsumsi untuk Memenuhi Nutrisi Ibu Hamil
Mitos dan Fakta: Benarkah Bentuk Perut Ibu Hamil Menandakan Jenis Kelamin Janin?