Sayangnya, bagi pasangan yang “terprogram”, seks bisa terasa seperti rutinitas yang penuh tekanan.
Selain itu, jika waktunya perlu disesuaikan dengan masa subur wanita. Anda sebagai suami turut membantu membangun suasana romantis. Seks teratur bukan hanya sekedar “kewajiban” yang harus Anda lakukan agar cepat hamil, tapi juga dianggap sebagai hal yang penuh kasih sayang.
2. Memahami Kapan Harus Melakukan Tes Lebih Lanjut
Sebagian besar pasangan akan hamil dalam waktu 12 bulan setelah memulai program kehamilan.
Artinya, Anda mungkin tidak langsung hamil pada bulan pertama percobaan. Sebagai seorang suami.
Perlu Anda pahami bahwa tidak hamil selama beberapa bulan setelah menyelesaikan program kehamilan adalah hal yang wajar. Yakinkan istri Anda dan lanjutkan program kehamilan Anda.
Sebaliknya, jika Anda tidak hamil setelah 12 bulan, tidak perlu ragu untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Sebagai seorang suami, jangan hanya sekedar menguji istri. Sang ibu juga perlu menjalani tes seperti analisis sperma.
3. Perhatikan Kesehatan Istri
Faktor penting dalam terjalinnya suatu kehamilan adalah pembuahan sel telur yang sehat oleh sel sperma yang sehat.
Untuk itu suami dan istri harus berada dalam kondisi kesehatan yang optimal selama menjalani program kehamilan.
Senantiasa mengonsumsi makanan bergizi seimbang yang mengandung karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral.
Dukungan suami memegang peranan penting dalam keberhasilan program kehamilan. Oleh karena itu, sebagai suami maka dapat melakukan hal di atas sembari mengikuti program kehamilan bersama istri. Meski hal kecil namun sangat berarti dalam mendukung suami sebagai orang terdekat.***
Artikel Terkait
Bagaimana Cara Mengatasi Overthinking di Masa Kehamilan?
Manfaat Yoghurt untuk Ibu di Masa Kehamilan
Manfaat bantal hamil untuk ibu di masa kehamilan
Apa Manfaat Berenang bagi Ibu di Masa Kehamilan?
Cara Mengatasi Morning Sickness selama Kehamilan yang Wajib Diketahui Ibu Hamil agar Tetap Produktif