SURATDOKTER.com - Di tengah gaya hidup modern yang serba cepat dan minim aktivitas fisik, banyak orang lupa bahwa tubuh dan otak manusia membutuhkan gerakan agar tetap optimal.
Salah satu aktivitas ringan namun berdampak besar bagi kesehatan otak adalah berjalan kaki. Menariknya, hanya dengan meluangkan waktu 40 menit sebanyak tiga kali dalam seminggu, kemampuan mengingat seseorang bisa meningkat secara nyata.
Baca Juga: Lari vs. Jalan Kaki: Mana yang Lebih Baik untuk Kesehatan? Jawabannya Mungkin Mengejutkan!
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim ilmuwan dari beberapa universitas ternama di Amerika Serikat, termasuk University of Pittsburgh dan University of Illinois, menemukan bahwa aktivitas jalan kaki yang dilakukan secara teratur berdampak positif terhadap fungsi memori.
Penelitian tersebut melibatkan 120 orang lanjut usia yang sebelumnya jarang bergerak dan tidak mengalami gejala demensia. Mereka dibagi dalam dua kelompok: satu kelompok melakukan jalan kaki rutin, sedangkan kelompok lain melakukan latihan ringan seperti peregangan dan pengencangan tubuh.
Dalam studi yang berlangsung selama satu tahun, para peserta menjalani pemindaian otak menggunakan MRI pada awal, pertengahan, dan akhir penelitian. Hasilnya cukup mencengangkan.
Mereka yang berjalan kaki mengalami peningkatan volume di bagian otak yang dikenal sebagai hipokampus—area yang penting untuk pembentukan dan pengelolaan memori. Sebaliknya, kelompok yang hanya melakukan peregangan justru menunjukkan penyusutan volume hipokampus.
Lebih jauh lagi, peningkatan ukuran hipokampus ini berkorelasi dengan meningkatnya kemampuan memori spasial, yaitu kemampuan otak dalam mengenali lokasi dan arah. Peningkatan tersebut terjadi secara konsisten selama masa penelitian.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun usia sudah lanjut dan otak mulai mengalami penyusutan alami, aktivitas fisik sederhana masih mampu memberikan perubahan positif.
Salah satu peneliti utama mengungkapkan bahwa sebelumnya, penyusutan hipokampus dianggap sebagai bagian yang tidak bisa dihindari dari proses penuaan.
Namun, temuan ini membuktikan bahwa otak tetap dapat mengalami perubahan struktural, bahkan di usia lanjut, selama diberi rangsangan fisik yang tepat.
Baca Juga: Benarkah Orang Indonesia Malas Jalan Kaki? Berikut Manfaat dari Rutin Jalan Kaki!
Selain perubahan struktural, para peneliti juga mencatat peningkatan kadar BDNF (brain-derived neurotrophic factor), yaitu senyawa penting dalam otak yang berperan dalam pertumbuhan sel saraf dan fungsi kognitif.
Meningkatnya BDNF diyakini menjadi salah satu alasan mengapa jalan kaki dapat meningkatkan daya ingat dan kemampuan berpikir.