Irritable Bowel Syndrome (IBS) atau Sindrom Iritasi Usus Ini adalah gangguan kronis pada usus besar yang menyebabkan perut kembung, nyeri, diare atau sembelit, dan kentut yang sangat sering. Banyak penderita IBS tidak menyadari bahwa keluhan mereka bukan sekadar masalah "angin".
Baca Juga: Sulit Kentut Menganggu, Apakah Berpengaruh ke Kesehatan? Ini dia Penyebab dan Cara Mengatasinya
Ketidakseimbangan bakteri baik dan jahat di dalam usus dapat meningkatkan produksi gas berlebihan. Ini sering terjadi setelah konsumsi antibiotik dalam jangka panjang, pola makan buruk, atau stres berat.
Intoleransi laktosa Banyak orang dewasa Indonesia tidak menyadari bahwa tubuh mereka tidak bisa mencerna laktosa dengan baik.
Sehingga menyebabkan perut kembung, diare, dan kentut yang tiada henti setelah minum susu atau makan produk olahan susu.
Kemudian kondisi autoimun yang dipicu oleh konsumsi gluten yang dikenal dengan Celiac Disease. Salah satu gejalanya adalah gas berlebih dan ketidaknyamanan perut.
Sayangnya, penyakit ini sering tidak terdiagnosis karena gejalanya mirip dengan gangguan pencernaan biasa.
Infeksi saluran cerna Beberapa infeksi bakteri seperti H. pylori atau parasit usus juga bisa memicu peningkatan produksi gas.
Beda Kentut Sehat dan Kentut Masalah
Meskipun terdengar lucu, sebenarnya kita bisa mengenali “jenis” kentut berdasarkan karakteristiknya:
Kentut normal: Tidak terlalu sering, tidak berbau menyengat, dan tidak menimbulkan ketidaknyamanan.
Kentut karena makanan biasanya terjadi setelah konsumsi makanan tertentu yang mengandung gas seperti kacang, kol, susu, dan minuman bersoda.
Kentut karena gangguan usus: Frekuensinya tinggi, aromanya tajam, disertai nyeri atau kembung. Ini yang perlu diwaspadai.
Baca Juga: Jangan Sepelekan Kebiasaan Penyebab Usus Buntu Berikut Ini, Salah Satunya Menahan Kentut
Kapan Harus ke Dokter?
Kamu tidak perlu ke dokter hanya karena sering kentut. Tapi kamu perlu waspada kalau kentutmu disertai gejala berikut:
1. Nyeri perut terus-menerus