hidup-sehat

Begini Efek Intermitten Fasting Pada Hormon Wanita Di Atas 40 Tahun

Senin, 3 Maret 2025 | 08:00 WIB
IF untuk wanita di atas 40 tahun

SURATDOKTER.com - Puasa intermiten (intermittent fasting) semakin populer sebagai metode diet dan gaya hidup sehat, terutama bagi wanita di atas usia 40 tahun.

Perubahan hormon, penurunan metabolisme, serta meningkatnya risiko penyakit kronis membuat kelompok usia ini perlu lebih memperhatikan pola makan dan kesehatannya.

Puasa intermiten bukan hanya tentang menurunkan berat badan, tetapi juga memiliki manfaat lebih luas, seperti meningkatkan sensitivitas insulin, mendukung keseimbangan hormon, dan memperbaiki regenerasi sel.

Apa Itu Puasa Intermiten?

Puasa intermiten adalah pola makan yang mengatur siklus antara periode puasa dan makan. Beberapa metode yang populer meliputi:

  • Metode 16:8 – Berpuasa selama 16 jam dan makan dalam jendela waktu 8 jam.
  • Metode 5:2 – Mengonsumsi makanan normal selama lima hari dalam seminggu dan mengurangi asupan kalori secara signifikan (500–600 kalori) selama dua hari lainnya.
  • Metode Eat-Stop-Eat – Puasa penuh selama 24 jam sekali atau dua kali dalam seminggu.

Metode 16:8 adalah yang paling disarankan bagi wanita di atas 40 tahun karena lebih mudah diterapkan dan memberikan hasil yang stabil tanpa efek samping ekstrem.

Baca Juga: Stop Percaya! Ini 5 Mitos Intermittent Fasting dalam Diet yang Wajib Kamu Ketahui dan Dibantah Para Ahli

Manfaat Puasa Intermiten bagi Wanita di Atas 40 Tahun

1. Membantu Menyeimbangkan Hormon

Seiring bertambahnya usia, wanita mengalami perubahan hormon, terutama saat memasuki perimenopause dan menopause.

Hormon estrogen dan progesteron yang berfluktuasi dapat menyebabkan kenaikan berat badan, resistensi insulin, serta gangguan metabolisme.

Puasa intermiten membantu menyeimbangkan kadar insulin dan meningkatkan sensitivitas hormon, sehingga dapat mengurangi risiko obesitas dan diabetes tipe 2.

2. Meningkatkan Metabolisme dan Membantu Penurunan Berat Badan

Setelah usia 40, metabolisme tubuh melambat, menyebabkan lebih mudahnya penumpukan lemak. Puasa intermiten membantu tubuh beralih dari pembakaran glukosa ke pembakaran lemak sebagai sumber energi utama.

Halaman:

Tags

Terkini