Di samping itu, tidak jarang pula ada panti yang kekurangan tenaga medis atau perawat yang berpengalaman, yang akhirnya bisa memengaruhi kualitas perawatan.
Salah satu kekurangan paling signifikan adalah perasaan ditelantarkan yang mungkin dirasakan oleh lansia.
Ada kalanya, tinggal di panti jompo menimbulkan perasaan kesepian dan ditinggalkan oleh keluarga. Meski mereka tinggal dengan orang lain seusianya, rasa kehilangan akan hubungan keluarga dan tempat tinggal yang telah menjadi kenangan seumur hidup sering kali mengganggu kondisi mental lansia.
Hal ini bisa berujung pada perasaan depresi atau kecemasan, terutama jika mereka merasa tidak ada pilihan lain selain tinggal di panti.
Baca Juga: Polemik Panti Jompo, Budaya Luar Negeri yang Membuat Anak Menolak Merawat Orang Tua di Keluarganya
Panti jompo bisa menjadi pilihan yang baik untuk lansia yang membutuhkan perawatan medis intensif dan interaksi sosial yang lebih teratur.
Namun, sebelum memutuskan untuk tinggal di sana, penting untuk mempertimbangkan baik-baik kekurangan dan manfaatnya.
Lansia dan keluarga perlu memastikan bahwa fasilitas yang dipilih mampu memberikan kualitas perawatan yang memadai dan juga memperhatikan kondisi mental lansia.
Dalam beberapa kasus, panti jompo bisa menjadi solusi yang tepat, tetapi ada kalanya tinggal di rumah dengan bantuan keluarga atau perawat mungkin lebih sesuai dengan kebutuhan pribadi lansia.***
Artikel Terkait
Penuh Kontroversi! Mensos Tolak Konsep Panti Jompo, Risma : Tak Sesuai Budaya Kita
Polemik Panti Jompo, Budaya Luar Negeri yang Membuat Anak Menolak Merawat Orang Tua di Keluarganya
Trend Populasi Lansia Meningkat, Indonesia Siapkan Lansia Aktif dan Produktif!
Waspada Stres pada Lansia: Berikut Hal-hal yang Perlu Di Ketahui!
Kini Stroke Bukan Lagi Jadi Penyakit Lansia, Anak 6 Tahun Bisa Kena!