Menurut para peneliti, temuan ini menunjukkan bahwa definisi “cukup” dalam kadar vitamin B12 perlu dikaji ulang. Kriteria yang selama ini digunakan hanya mengandalkan nilai laboratorium standar, tanpa mempertimbangkan fungsi tubuh secara menyeluruh.
Mereka menyarankan agar pemeriksaan kadar B12 di masa mendatang juga melibatkan biomarker fungsional, sehingga deteksi dini terhadap gangguan kognitif bisa dilakukan sebelum muncul gejala yang serius.
Meskipun kekurangan vitamin B12 tergolong jarang terjadi di populasi umum, lansia lebih berisiko mengalami kondisi ini. Salah satu penyebabnya adalah menurunnya kemampuan tubuh dalam menyerap vitamin dari makanan seiring bertambahnya usia. Selain itu, kondisi medis tertentu seperti gangguan pencernaan juga bisa menghambat penyerapan B12.
Studi ini menjadi pengingat penting bahwa kebutuhan nutrisi seseorang bisa berbeda tergantung pada usia dan kondisi tubuh. Rekomendasi yang berlaku secara umum belum tentu optimal bagi semua kelompok usia.
Oleh karena itu, para lansia disarankan untuk melakukan pemeriksaan kadar vitamin B12 secara berkala dan berkonsultasi dengan dokter, terutama jika mulai mengalami gangguan konsentrasi, mudah lelah, atau keluhan lain yang berkaitan dengan fungsi otak.
Melalui temuan ini, diharapkan dunia medis bisa menyesuaikan panduan nutrisi yang lebih tepat sasaran, demi menjaga kualitas hidup masyarakat lanjut usia dan mencegah penurunan fungsi kognitif sejak dini.***
Artikel Terkait
Mengenal Manfaat Vitamin D, Kunci Tersembunyi di Balik Energi dan Imunitas!
Berikut Tips Pola Makan dan Vitamin yang Diperlukan Tubuh Agar Tetap Fit Meskipun Sedang Begadang
Apakah Suntik Vitamin C Aman? Ini Penjelasan Lengkapnya
Suntik Vitamin C: Rahasia Kulit Glowing atau Jalan Pintas Menuju Bahaya?
Penderita Campak di Texas Barat Diketahui Juga Terkena Keracunan Vitamin A