SURATDOKTER.com - Pernahkah seseorang merasa bisa menebak isi pikiran sahabatnya tanpa perlu kata-kata?
Ternyata, fenomena ini bukan sekadar perasaan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa otak dua orang yang memiliki ikatan emosional kuat bisa sinkron, seolah bekerja dalam frekuensi yang sama.
Fakta ini membuat konsep “telepati” yang selama ini dianggap fiksi, kini semakin mendekati realitas ilmiah.
Baca Juga: Fenomena Ketawa Karier: Humor sebagai Strategi Bangun Tim yang Lebih Solid
Sinkronisasi Otak dan Kedekatan Emosional
Ilmuwan menemukan bahwa ketika dua orang dekat saling berinteraksi, gelombang otak mereka dapat menyelaraskan pola aktivitas.
Fenomena ini disebut inter-brain synchrony. Kondisi ini biasanya terjadi pada sahabat dekat, pasangan, atau anggota keluarga yang sering menghabiskan waktu bersama.
Otak mereka seakan berbagi bahasa nonverbal yang membuat komunikasi lebih cepat, meski tanpa banyak kata.
Bagaimana Hal Ini Terjadi?
Sinkronisasi otak terjadi melalui gabungan kontak mata, bahasa tubuh, ekspresi wajah, hingga nada suara.
Semua sinyal ini diproses oleh otak dan menimbulkan resonansi yang selaras antara dua individu.
Dengan kata lain, semakin sering seseorang berinteraksi dengan orang terdekat, semakin besar kemungkinan otak mereka menyatu dalam pola yang sama.
Penelitian menggunakan EEG (Electroencephalography) memperlihatkan bahwa gelombang otak sahabat dekat sering kali bergerak selaras saat melakukan aktivitas bersama, seperti berbicara, menonton film, atau bahkan hanya duduk berdampingan.
Baca Juga: Labubu dan Fenomena Treatonomics, Kemewahan Kecil Pereda Pilu Gen Z di Tengah Krisis Ekonomi
Implikasi untuk Kesehatan Mental
Fenomena sinkronisasi otak ternyata tidak hanya menarik dari sisi ilmiah, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan mental.
Interaksi sosial yang erat terbukti mampu menurunkan tingkat stres, meningkatkan hormon bahagia, serta memperkuat empati. Inilah salah satu alasan mengapa seseorang merasa lebih lega setelah curhat dengan teman baik.