psikologi

Memahami Fenomena Duck Syndrome di Kalangan Remaja: Gangguan Kecemasan Akibat Ekspektasi Tinggi

Rabu, 24 Juli 2024 | 17:00 WIB
Memahami Fenomena Duck Syndrome (unsplash.com/@benpattinson)
  1. Gejala fisik seperti kurang energi, lemas, kesulitan tidur, otot tegang, dan mudah mimisan
  2. Gejala kejiwaan seperti selalu merasa khawatir atau cemas, pelupa, dan kesulitan fokus
  3. Kesulitan menenangkan pikiran
  4. Merasa bersalah pada diri sendiri, merasa sepi, dan sering membandingkan diri dengan orang lain
  5. Merasa gugup
  6. Merasa kewalahan oleh situasi
  7. Perubahan kebiasaan, seperti perubahan nafsu makan, konsumsi alkohol berlebih, dan sebagainya

Penyebab Duck syndrome

Duck syndrome bukanlah diagnosis klinis yang disebutkan dalam DSM-5 atau Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders.

Namun, sindrom ini berkaitan dengan tanda dan gejala umum yang mirip dengan gejala stres, termasuk:

  1. Tuntutan akademis
  2. Ekspektasi dari keluarga, teman, dan lingkungan yang tinggi
  3. Pola asuh helikopter
  4. Terjebak dalam anggapan bahwa kehidupan orang lain selalu sempurna dan bahagia berdasarkan apa yang mereka bagikan di media sosial
  5. Perfeksionisme
  6. Pengalaman traumatik, seperti pelecehan verbal, fisik, dan seksual, kekerasan dalam rumah tangga, atau kehilangan orang yang dicintai
  7. Harga diri yang rendah

Baca Juga: Pikiran Katastropik:Ubah Masalah Kecil Jadi Bencana, Ini Tandanya, Apakah Kamu Salah Satunya?

Cara Mengatasi Duck syndrome

Perawatan untuk duck syndrome mungkin mencakup mengatasi kondisi medis yang menyebabkan atau memperburuk depresi, kecemasan, atau gangguan mental lainnya yang terkait. Adapun cara mengatasinya yakni sebagai berikut.

1. Psikoterapi

Bisa disebut juga dengan 'terapi bicara', jenis konseling kesehatan mental yang melibatkan kerja sama dengan terapis terlatih untuk menemukan cara mengatasi masalah dan menghadapi depresi.

2. Terapi Interpersonal (IPT)

Bentuk psikoterapi ini bertujuan untuk mengurangi gejala depresi atau kecemasan yang terkait dengan fenomena ini dengan membantu penderita mengembangkan keterampilan yang lebih efektif untuk mengatasi emosi dan hubungan mereka.

3. Terapi Perilaku Kognitif (CBT)

Pendekatan psikoterapi ini akan membantu dalam meredakan depresi atau kecemasan yang sering muncul sebagai duck syndrome.

Selain itu, terapi ini juga bantu mengurangi kemungkinan kambuhnya dengan membantu penderita mengubah cara berpikir mereka tentang masalah tertentu.

Munculnya fenomena ini menunjukkan pentingnya memahami tekanan yang tidak terlihat yang dialami oleh banyak individu, terutama mahasiswa.

Mengabaikan fenomena ini dapat menyebabkan masalah kesehatan mental yang lebih serius di kalangan remaja yang memang sedang rentan, seperti depresi dan kecemasan.

Oleh karena itu, penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan memahami untuk mengurangi beban yang dirasakan oleh mereka yang menderita duck syndrome. ***

Halaman:

Tags

Terkini

7 Nilai Utama yang Perlu Diajarkan Pada Anak Lelaki

Minggu, 30 November 2025 | 23:31 WIB

7 Nilai Utama yang Perlu Diajarkan pada Anak Perempuan

Minggu, 30 November 2025 | 23:30 WIB

Tips Menghadapi Anak Balita yang Sedang Tantrum

Minggu, 30 November 2025 | 22:51 WIB