SURATDOKTER.com - Seorang ahli psikoanalisis dan psikiater ternama asal Swiss, Carl Jung, membagi kepribadian manusia menjadi dua tipe yaitu introvert dan ekstrovert.
Dalam karyanya yang berjudul Psychological Types, Jung menggolongkan introvert dan ekstrovert berdasarkan kemampuan beradaptasi dan sikap seseorang terhadap lingkungan sekitarnya.
Namun, psikolog ternama, Hans Eysenck, menyatakan bahwa introvert dan ekstrovert tidak hanya terlihat dari sikap terhadap lingkungan saja, tetapi juga terdapat faktor dari aktivitas otak.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai perbedaan otak introvert dan ekstrovert.
Perbedaan Struktur Otak Introvert dan Ekstrovert
Hal mendasar yang menjadi perbedaan antara otak introvert dan ekstrovert adalah anatomi. Otak introvert pada bagian prefrontal cortex memiliki ukuran yang lebih tebal daripada otak ekstrovert.
Baca Juga: Punya Tipe Kepribadian Berbeda Drastis! Ini 4 Cara Supaya Ekstrovert dan Introvert Akur
Prefrontal cortex berada pada bagian terdepan dari cerebral cortex. Vortex tersebut berfungsi dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan, dan mempertimbangkan resiko.
Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa introvert lebih unggul dalam membuat perencanaan matang dengan resiko yang rendah daripada ekstrovert.
Perbedaan Respon Hormon di dalam Otak Introvert dan Ekstrovert
Terdapat hormon-hormon yang mendapat respons berbeda dari otak introvert dan ekstrovert. Hormon-hormon tersebut adalah dopamin dan acetylcholin.
Baca Juga: Dopamine Farming: Kecanduan Media Digital, Begini Pengaruh Dopamin Terhadap Cara Kerja Otak
Dopamin adalah neurotransmitter yang dapat memunculkan motivasi dalam mencapai tujuan eksternal seperti meraih prestasi atau memiliki relasi baru. Selain itu, dopamin juga dapat dan menaikkan mood.
Ekstrovert membutuhkan pelepasan dopamin dalam jumlah yang banyak karena memiliki sensitivitas yang lebih rendah dibandingkan otak introvert yang justru merasa kelelahan apabila melepaskan dopamin terlalu banyak.
Karena respons otak terhadap dopamin tersebut rendah, ekstrovert membutuhkan kadar dopamin yang tinggi misalnya melalui interaksi sosial dan kompetisi. Pengakuan dan penghargaan eksternal membuat ekstrovert mengalami euforia.
Baca Juga: Kelebihan, Ciri-ciri dan Pekerjaan yang Cocok untuk Kepribadian Ekstrovert