SURATDOKTER.com - Berbelanja merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan juga dapat berfungsi sebagai sarana untuk merilekskan pikiran.
Namun, perlu diwaspadai jika seseorang atau orang terdekat menunjukkan keinginan untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak diperlukan, karena ini bisa menjadi tanda adanya kecanduan belanja.
Kemudahan akses untuk berbelanja melalui toko online dan platform e-commerce membuat sulit untuk mengendalikan dorongan belanja yang berlebihan.
Namun, apakah mengetahui bahwa kecanduan belanja bisa disebabkan oleh gangguan kepribadian kompulsif? Untuk informasi lebih lanjut, simak ulasan di bawah ini!
Hubungan antara Kecanduan Belanja dan Gangguan Compulsive Buying Disorder (CBD)
Kecanduan belanja, yang juga dikenal sebagai gangguan pembelian kompulsif, telah mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Dampak negatif dari gangguan ini tidak hanya dirasakan oleh seseorang yang terkena, tetapi juga berdampak pada keluarga, kehidupan sosial, dan bahkan pekerjaan mereka.
Terdapat korelasi antara gangguan ini dan kondisi psikiatrik lain, termasuk gangguan kepribadian ambang.
Penemuan tentang kelainan yang membuat seseorang sulit menahan keinginan untuk berbelanja ini dapat ditelusuri kembali ke tahun 1915 oleh psikiater Jerman, Emil Kraepelin.
Gangguan kecanduan belanja ini merupakan bentuk impuls reaktif dan termasuk dalam kelompok gangguan seperti kleptomania dan pyromania.
Oleh karena itu, penting untuk mencari penanganan dari profesional medis.
Kecanduan belanja sangat terkait dengan gangguan kepribadian ambang. Seseorang yang mengalami gangguan ini dapat merasa lega dan mengurangi rasa cemas serta depresi setelah berbelanja.
Jika tidak dilakukan, mereka mungkin akan merasa frustrasi dan sulit menerima diri sendiri.
Namun, perasaan positif setelah berbelanja hanya bersifat sementara, sehingga mendorong mereka untuk terus berbelanja. Selain itu, tidak berbelanja dapat memicu perasaan depresi.
Gangguan kecanduan belanja dapat menimbulkan berbagai masalah, sehingga sangat penting untuk mencari bantuan dari seorang psikiater.