SURATDOKTER.com- Kasus kekerasan seksual pada anak merupakan masalah serius yang masih marak terjadi di masyarakat.
Dalam menghadapi situasi yang sangat mengejutkan seperti itu, sebagai orang tua tentu ingin segera melakukan tindakan yang tepat untuk mengatasinya.
Seperti menentukan langkah-langkah apa yang perlu diambil terlebih dahulu, apakah perlu segera mengambil tindakan hukum terhadap pelaku, ataukah yang lebih penting adalah menyelamatkan mental anak terlebih dahulu?
Bukan tanpa alasan, anak-anak yang menjadi korban tindakan ini berisiko mengalami trauma yang dapat berdampak jangka panjang pada kesehatan mental dan fisik mereka jika tidak ditangani dengan benar.
Menurut psikolog Dr. Rose Mini Agoes Salim, M.Psi, atau yang akrab disapa Bunda Romy, anak-anak yang menjadi korban kekerasan seksual seringkali merasakan perasaan tidak nyaman, tetapi mereka cenderung kesulitan untuk mengungkapkan perasaannya dengan jelas.
Oleh karena itu, peran orang tua sangat diperlukan sebagai bagian dari proses pemulihan mental anak yang menjadi korban kekerasan seksual.
Sebelum mengetahui cara menangani trauma yang dialami anak, orang tua harus memperhatikan beberapa hal.
Apa saja? Berikut ulasannya.
Ciri-Ciri Anak Mengalami Kekerasan Seksual
Seringkali, orang menganggap pelaku kekerasan atau pelecehan seksual pada anak adalah orang asing yang tidak dikenal sebelumnya.
Namun, kenyataannya, pelecehan seksual dapat dilakukan oleh siapa saja, termasuk kerabat dekat atau anggota keluarga.
Tekanan yang dirasakan anak mungkin membuatnya enggan menceritakan pengalaman tersebut, bahkan kepada orangtua.
Hal ini dapat menyebabkannya menarik diri dan menjadi pendiam.
Oleh sebab itu, Ayah dan Bunda sebaiknya memahami apa saja tanda-tanda pelecehan seksual pada anak, terutama jika anak masih duduk di bangku sekolah.
Ini bertujuan agar orang tua bisa bertindak dengan cepat jika anak menjadi korban.