SURATDOKTER.com - Saat ini kita sering mendengar berita tentang orang yang berselingkuh atau mengetahui pasangannya selingkuh. Selingkuh seringkali dianggap sebagai cara untuk melepaskan diri dari ketidakpuasan terhadap pasangan. Namun, sebagian orang mengatakan bahwa selingkuh merupakan tanda adanya gangguan kepribadian.
Selingkuh merupakan cerminan ketidakmampuan seseorang untuk tetap setia pada komitmennya, baik dalam pernikahan maupun pacaran. Kasus selingkuh seringkali diasosiasikan dengan Borderline Personality Disorder (BPD). Apa itu Borderline Personality Disorder?
Borderline Personality Disorder
Gejala Borderline Personality Disorder atau disebut juga dengan gangguan kepribadian ambang ditandai dengan kesulitan mengelola citra diri, emosi dan perilaku, hingga pola hubungan yang tidak stabil. Hal-hal yang mengganggu memunculkan perasaan seperti takut ditolak, takut, marah, sia-sia, dan takut ditinggalkan.
Baca Juga: Apakah Tukang Selingkuh bisa Berubah? Ini Kata Psikolog
Salah satu penyebab gangguan kepribadian ambang adalah trauma, seperti penelantaran, perpisahan orang tua, atau kekerasan di masa lalu. Hal tersebut mempengaruhi suasana hati secara intens dan tiba-tiba, memungkinkan seseorang melakukan sesuatu berdasarkan dorongan emosional. Orang dengan gangguan kepribadian ambang juga cenderung bertindak impulsif, melakukan sesuatu secara naluriah tanpa berpikir.
Penderita BPD menghadapi berbagai kendala dalam membina hubungan, seperti menjaga komunikasi dan hubungan jangka panjang. Konflik emosional yang sering terjadi dalam hubungan dapat menyebabkan perilaku impulsif dan perubahan suasana hati yang parah. Ketika dia merasa tidak nyaman dalam suatu hubungan, dia cenderung mencari hubungan yang membuatnya merasa lebih aman dan nyaman, seperti perselingkuhan.
Faktor Risiko Selingkuh
Selain kemungkinan gangguan kepribadian seperti Borderline Personality Disorder (BPD), selingkuh juga dapat disebabkan oleh faktor-faktor berikut:
1. Terdapat Permasalahan dalam Hubungan
Hal ini biasa menjadi penyebab utama terjadinya perselingkuhan. Perselingkuhan bisa terjadi pada pasangan yang sering mengalami konflik dan ketidakpuasan seksual, baik, moral maupun materi.
2. Peluang Berselingkuh
Hal ini juga bisa menjadi faktor seseorang berselingkuh. Seseorang bisa melakukan perselingkuhan karena mempunyai kesempatan. Misalnya, jika pasangan dan rekan kantor sering melakukan kontak yang terlalu intens, mungkin ia sedang melakukan perselingkuhan. Kemungkinan ini bisa semakin besar jika salah satu pihak menunjukkan minatnya.
3. Pelarian
Pelarian bisa juga menjadi faktor seseorang berselingkuh. Pelarian biasanya terjadi karena seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan pasangannya, sehingga pasangannya bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan tersebut, baik materi maupun batin.***