Inilah Penyebab Besar Kesepian Berdasarkan Studi, Simak Cara Mengatasinya

SURATDOKTER.COM – Salah satu hal wajar yang dialami setiap orang pada umumnya yaitu kesepian, akan tetapi banyak orang yang belum memahami betul akan penyebab besar kesepian ini.

Berdasarkan studi yang diteliti oleh Shaun Hayes dan kawan-kawan, bahwa ada dua penyebab besar kesepian.

Adapun penyebab besar kesepian tersebut yaitu regulasi emosi dan identitas sosial, dimana hasil penelitian ini telah diterbitkan di sebuah dengan judul Exploring links between social identity, emotion regulation, and loneliness in those with and without a history of mental illness.

Untuk memahami apa saja penyebab besar dari kesepian, ulasan kali ini akan membagikannya beserta cara mengatasinya.

Penyebab  Besar Kesepian

Ada dua penyebab besar kesepian menurut studi, berikut ini penyebabnya yang bisa kamu ketahui dan perhatikan:

Baca Juga: Sering Merasa Kesepian, Apakah itu Hal yang Wajar?

1. Regulasi Emosi

Penyebab pertama kesepian yang telah diteliti oleh Shaun Hayes dan teman-temannya yakni regulasi emosi.

Seseorang yang mengalami kesepian disebutkan bahwa memiliki kesulitan dalam mengatur emosi dan dapat mempengaruhi pengalaman serta ekspresi pada emosinya.

Regulasi dalam emosi sangat tepat dalam menangani hal ini, oleh sebab itu biasanya seseorang yang merasa kesepian cenderung kesulitan dalam mengatur emosinya.

Biasanya juga mereka akan cenderung menyembunyikan emosinya  seperti menyembunyikan perasaan, menghindari perasaan tertentu, sampai merenung.

2. Identitas Sosial

Selanjutnya penyebab besar kesepian kedua yaitu identitas sosial, selain mengalami kesulitan dalam mengatur emosinya, identitas sosial juga sangat berpengaruh dan menyebabkan seseorang merasa kesepian.

Secara khusus, perasaan kesepian terjadi akibat hilangnya identitas sosial. Identitas sosial bisa dikatakan secara positif dapat mempengaruhi sikap ataupun perilaku seseorang dalam meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan.

Contoh dari hilangnya identitas sosial yaitu adanya perasaan terasing, merasa tidak dimiliki atau memiliki, merasa tidak didukung dan lainnya.