penyakit

Sering Kentut Tapi Susah Buang Air Besar? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

Senin, 25 Agustus 2025 | 08:00 WIB
Sering kentut tapi susah buang air besar!

SURATDOKTER.com - Pernahkah Anda mengalami kondisi perut terasa penuh, sering kentut, namun sulit buang air besar? Situasi ini mungkin terlihat sepele, namun sebenarnya bisa menjadi pertanda gangguan pada sistem pencernaan.

Meskipun tubuh masih mampu mengeluarkan gas, kenyataan bahwa tinja sulit dikeluarkan bisa menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan.

Bila dibiarkan terus-menerus, kondisi ini berpotensi mengganggu aktivitas harian dan menurunkan kualitas hidup.

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Askariasis Atau Infeksi Cacing Perut Hingga Cara Menanganinya!

Apa yang Terjadi di Dalam Usus?

Gas yang dikeluarkan saat kentut berasal dari fermentasi makanan oleh bakteri di usus besar. Biasanya, gas ini ikut keluar bersama dengan tinja saat buang air besar.

Namun, ketika hanya gas yang keluar tanpa disertai tinja, kemungkinan ada hambatan pada proses pengosongan usus. Ini bisa terjadi karena beberapa sebab, mulai dari pola makan yang kurang serat hingga gangguan gerak usus (motilitas).

Pada kondisi normal, otot-otot usus akan berkontraksi secara ritmis untuk mendorong sisa makanan ke arah rektum.

Jika kontraksi ini melambat atau tidak terkoordinasi, feses menjadi sulit keluar meskipun gas tetap bisa lolos. Akibatnya, seseorang merasa perutnya kembung, sering buang angin, tetapi tidak bisa buang air besar secara tuntas.

Baca Juga: Rahasia Makan Pepaya Saat Perut Kosong: Manfaat Dahsyat yang Jarang Diketahui

Faktor Penyebab Utama

Beberapa hal dapat memicu kondisi ini. Salah satunya adalah kurangnya asupan serat. Serat membantu membentuk feses yang lunak dan mudah dikeluarkan. Bila tubuh kekurangan serat, tinja menjadi keras dan sulit untuk bergerak keluar dari usus.

Kebiasaan menahan buang air besar juga bisa menjadi penyebab. Jika dorongan alami untuk buang air besar sering diabaikan, otot-otot usus lama-kelamaan akan kehilangan responsivitasnya. Akibatnya, proses pengosongan usus menjadi terhambat.

Selain itu, konsumsi obat tertentu seperti suplemen zat besi, antidepresan, atau penghilang nyeri opioid bisa memperlambat gerakan usus. Kondisi seperti sindrom iritasi usus besar (IBS), hipotiroidisme, atau gangguan saraf juga berperan dalam memperburuk kondisi ini.

Halaman:

Tags

Terkini

Bagaimana Sakit Maag Biasa Bisa Berkembang Menjadi GERD?

Minggu, 30 November 2025 | 21:40 WIB