penyakit

Motilitas Usus Terganggu? Kenali Gejalanya, Cegah Lebih Dini, dan Ketahui Cara Mengatasinya

Rabu, 27 Agustus 2025 | 19:07 WIB
Mobilitas usus

Gangguan ini juga bisa terkait dengan kondisi seperti diabetes, hipotiroidisme, stres kronis, dan sindrom iritasi usus besar (IBS).

Selain faktor medis, pola hidup yang kurang sehat seperti jarang bergerak, kurang minum air, rendah konsumsi serat, serta kebiasaan makan yang tidak teratur turut memperparah gangguan motilitas.

Pencegahan yang Bisa Dilakukan Sejak Dini

Mencegah gangguan motilitas dapat dilakukan dengan menjaga pola hidup yang sehat dan teratur. Beberapa langkah yang bisa diterapkan antara lain:

  1. Konsumsi makanan berserat tinggi seperti buah, sayur, dan biji-bijian. Serat membantu memperlancar gerakan usus dan mengatur konsistensi feses.
  2. Perbanyak minum air putih agar sistem pencernaan tetap terhidrasi dengan baik.
  3. Hindari makanan tinggi lemak jenuh dan gula olahan karena dapat memperlambat kerja usus.
  4. Rutin bergerak atau berolahraga ringan seperti jalan kaki setiap hari minimal 30 menit untuk merangsang peristaltik usus.
  5. Atur pola makan menjadi lebih teratur dan dalam porsi kecil namun sering.

Baca Juga: “Gut Health” dan Kesehatan Mental: Apa Hubungan Usus dengan Mood Kamu?

Penanganan Mandiri dan Medis

Untuk penanganan awal, perubahan gaya hidup merupakan langkah utama yang bisa dilakukan secara mandiri.

Menjaga waktu makan yang konsisten, mengurangi stres, serta memperhatikan apa yang dikonsumsi adalah kunci utama. Menghindari makanan pemicu seperti pedas, berlemak, atau terlalu asam bisa sangat membantu.

Jika gangguan tetap berlanjut, diperlukan penanganan medis. Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan lanjutan seperti endoskopi, tes transit usus, atau pengukuran tekanan di saluran pencernaan. Terapi yang diberikan bisa berupa:

  • Obat-obatan prokinetik, yaitu obat yang merangsang gerakan usus.
  • Obat pencahar ringan untuk mengatasi sembelit berkepanjangan.
  • Probiotik, yang membantu menyeimbangkan flora usus.
  • Terapi nutrisi khusus, bila pasien tidak bisa mengolah makanan secara normal.

Dalam beberapa kasus yang berat seperti gastroparesis atau pseudo-obstruksi usus, perawatan lebih intensif bahkan operasi bisa saja diperlukan. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala sejak dini dan tidak menunda pemeriksaan.

 Baca Juga: Badan Terasa Tidak Enak Karena Usus Kotor: 8 Cara Detok yang Benar

Motilitas usus bukan sekadar istilah medis, tetapi bagian penting dari sistem pencernaan yang menentukan seberapa baik tubuh menyerap nutrisi dan membuang limbah.

Ketika fungsinya terganggu, tubuh akan memberi sinyal lewat gejala-gejala yang kerap dianggap sepele.

Dengan memperhatikan pola hidup, mengenali tanda-tanda awal, serta melakukan penanganan yang tepat, gangguan motilitas bisa dikendalikan dan dicegah sebelum menimbulkan komplikasi yang lebih serius.***

Halaman:

Tags

Terkini

Bagaimana Sakit Maag Biasa Bisa Berkembang Menjadi GERD?

Minggu, 30 November 2025 | 21:40 WIB