penyakit

Benarkah Penyakit Talasemia Memicu Adanya Diabetes?

Senin, 2 Juni 2025 | 10:53 WIB
Apakah talasemia picu penyakit diabetes?

Menurut beberapa penelitian, risiko diabetes pada penderita talasemia cukup signifikan, apalagi jika mereka sudah menjalani transfusi darah sejak usia dini dan tidak mendapatkan pengobatan lanjutan yang sesuai.

Solusi: Terapi Kelasi Besi

Untungnya, ada cara untuk mencegah zat besi menumpuk berlebihan dalam tubuh. Terapi yang dimaksud adalah terapi kelasi besi. Terapi ini menggunakan obat-obatan khusus yang bekerja untuk "mengikat" zat besi berlebih, lalu membuangnya keluar dari tubuh melalui urine atau feses.

Terapi kelasi besi biasanya diberikan bersamaan dengan transfusi darah secara rutin, agar kadar zat besi tetap seimbang. Obat kelasi ini bisa diminum atau disuntikkan, tergantung kondisi pasien dan rekomendasi dokter.

Dengan terapi kelasi yang rutin dan teratur, risiko kerusakan pankreas dan munculnya diabetes bisa ditekan. Inilah mengapa penting bagi setiap penderita talasemia untuk tidak hanya fokus pada transfusi darah, tetapi juga memperhatikan penanganan zat besi berlebih dalam tubuh.

Perlu Kontrol Gula Darah Secara Berkala

Selain menjalani terapi kelasi, penderita talasemia juga disarankan untuk memeriksa kadar gula darah secara rutin. Ini bertujuan untuk mendeteksi sejak dini apakah ada tanda-tanda gangguan pada pankreas.

Jika kadar gula mulai menunjukkan peningkatan, dokter bisa segera melakukan intervensi agar tidak berkembang menjadi diabetes yang lebih serius.

Baca Juga: Talasemia di Indonesia, Benarkah Penderitanya Tidak Boleh Menikah? Ini Gejala Awal dan Cara Penanganannya!

Talasemia memang merupakan penyakit genetik yang tidak bisa disembuhkan, tetapi dengan penanganan yang tepat, komplikasi seperti diabetes bisa dicegah.

Salah satu kunci pentingnya adalah menjaga agar zat besi dalam tubuh tidak berlebihan, melalui terapi kelasi besi yang teratur dan pemantauan kesehatan secara berkala.

Jadi, apakah talasemia bisa memicu diabetes? Jawabannya: bisa, jika tidak ditangani dengan baik. Namun, dengan pengetahuan dan perawatan yang tepat, risiko ini bisa dikendalikan.

Bagi Anda yang memiliki keluarga atau kerabat dengan talasemia, pastikan mereka mendapatkan perawatan komprehensif, bukan hanya transfusi darah, tapi juga pengelolaan zat besi dalam tubuh. Karena mencegah komplikasi jauh lebih baik daripada mengobatinya.***

Halaman:

Tags

Terkini

Bagaimana Sakit Maag Biasa Bisa Berkembang Menjadi GERD?

Minggu, 30 November 2025 | 21:40 WIB