SURATDOKTER.com - Hati merupakan organ penting dalam tubuh yang berperan menyaring racun, mengolah nutrisi, serta memproduksi zat penting untuk metabolisme.
Namun, hati juga rentan terhadap paparan zat-zat tertentu yang dapat menyebabkan kerusakan, salah satunya adalah kondisi yang dikenal sebagai hepatotoksisitas.
Istilah hepatotoksik merujuk pada kondisi di mana hati mengalami kerusakan akibat paparan bahan yang bersifat racun bagi sel-selnya.
Zat berbahaya tersebut bisa berasal dari obat-obatan, bahan kimia industri, atau bahkan dari tanaman herbal yang dianggap alami.
Baca Juga: Viral di Media Sosial, Seorang Wanita Masuk UGD Karena Overdosis Matcha, Begini Gejalanya
Penyebab Hepatotoksisitas
Kerusakan hati jenis ini tidak muncul tanpa sebab. Ada beberapa pemicu umum yang telah diketahui dalam dunia medis.
Salah satunya adalah penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka panjang atau dosis yang tidak sesuai. Misalnya, konsumsi parasetamol dalam jumlah besar diketahui dapat merusak jaringan hati.
Begitu pula dengan beberapa jenis antibiotik, obat antinyeri golongan NSAID, serta obat-obatan lain yang secara metabolik diproses di hati.
Selain obat, paparan bahan kimia industri seperti alkohol, pelarut organik, atau racun lingkungan juga berpotensi menyebabkan kerusakan hati. Tidak sedikit pula kasus hepatotoksisitas yang disebabkan oleh konsumsi tanaman obat, terutama yang mengandung senyawa berbahaya seperti pyrrolizidine alkaloid.
Tanpa disadari, penggunaan jamu atau ramuan herbal tertentu bisa memperburuk kondisi hati bila tidak diketahui kandungannya secara pasti.
Tanda dan Gejala yang Perlu Diwaspadai
Gejala dari hepatotoksisitas dapat sangat beragam, bergantung pada tingkat keparahan serta faktor penyebabnya. Pada tahap awal, sebagian besar penderita mungkin tidak merasakan gejala yang jelas.
Namun, dalam kondisi yang lebih lanjut, beberapa keluhan bisa mulai muncul, seperti rasa tidak nyaman di bagian perut, mual, muntah, serta hilangnya selera makan.