penyakit

Seorang Bayi Menderita Tetanus Dikarenakan Lahiran Dengan Peralatan yang Tidak Steril dan Ditaburi Bubuk Kopi di Pusarnya

Sabtu, 22 Februari 2025 | 10:00 WIB
Tetanus pada bayi

SURATDOKTER.com - Kasus tragis kembali menjadi perhatian publik setelah sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan seorang bayi mengalami kejang hebat akibat tetanus neonatorum.

Bayi tersebut lahir di tangan seorang dukun yang tidak menggunakan peralatan steril. Selain itu, tali pusarnya ditaburi bubuk kopi, yang justru semakin meningkatkan risiko infeksi.

Kondisi bayi yang kejang setiap menit dengan ekspresi kesakitan menunjukkan betapa seriusnya dampak dari praktik persalinan yang tidak higienis.

Tetanus Neonatorum dan Penyebabnya

Tetanus neonatorum adalah penyakit yang menyerang bayi baru lahir akibat infeksi bakteri Clostridium tetani. Bakteri ini biasanya ditemukan di tanah, debu, dan kotoran hewan.

Pada bayi, infeksi ini sering terjadi melalui tali pusar yang tidak dirawat dengan cara yang benar atau dipotong menggunakan alat yang tidak steril.

Dalam kasus tertentu, bahan-bahan seperti bubuk kopi, tanah, atau ramuan tradisional yang dipercayai bisa menyembuhkan justru memperburuk kondisi bayi karena dapat menjadi media masuknya bakteri.

Persalinan yang dilakukan tanpa prosedur medis yang steril meningkatkan kemungkinan infeksi.

Selain itu, bayi yang lahir dari ibu yang tidak mendapatkan vaksinasi tetanus selama kehamilan memiliki risiko lebih tinggi mengalami kondisi ini.

Oleh karena itu, kebersihan selama proses persalinan dan pemberian vaksin tetanus sangat penting untuk mencegah infeksi ini.

Baca Juga: Induksi Laktasi: Menyusui Bayi Adopsi Tanpa Perlu Hamil Dahulu Sebelumnya

Gejala dan Bahaya Tetanus Neonatorum

Bayi yang terinfeksi tetanus neonatorum biasanya menunjukkan gejala dalam 2–3 hari setelah lahir. Salah satu tanda awal yang umum terjadi adalah kekakuan pada otot wajah dan rahang, sehingga bayi mengalami kesulitan menyusu.

Seiring waktu, otot tubuh mulai menegang hingga bayi tampak melengkung ke belakang akibat spasme otot yang tidak terkendali.

Selain itu, kejang yang terjadi pada bayi bisa dipicu oleh suara, cahaya, atau sentuhan. Jika tidak segera ditangani, infeksi ini bisa menyebabkan gangguan pernapasan yang berujung pada kematian.

Sebagian besar bayi yang meninggal akibat tetanus neonatorum mengalami komplikasi dalam 3 hingga 28 hari setelah kelahiran. Tingginya angka kematian akibat penyakit ini menunjukkan bahwa pencegahan jauh lebih efektif daripada pengobatan.

Halaman:

Tags

Terkini

Bagaimana Sakit Maag Biasa Bisa Berkembang Menjadi GERD?

Minggu, 30 November 2025 | 21:40 WIB