SURATDOKTER.com - Sindrom banjir atau Flood Syndrome adalah kondisi langka namun berpotensi fatal yang terjadi akibat ruptur spontan hernia umbilikalis. Komplikasi ini biasanya dialami oleh pasien dengan penyakit hati lanjut dan asites refrakter jangka panjang.
Prevalensi hernia umbilikalis pada pasien dengan kondisi tersebut dapat mencapai lebih dari 20%. Meskipun perawatan bedah dapat menjadi pilihan, pengobatan konservatif lebih sering diterapkan karena tingginya risiko perioperatif dan tingkat komplikasi yang tinggi.
Kasus Pasien dengan Flood Syndrome
Seorang pria berusia 61 tahun dengan sirosis hati alkoholik mengalami komplikasi serius akibat asites refrakter yang telah berlangsung lama. Ia memiliki riwayat hipertensi portal dan varises esofagus serta harus menjalani parasentesis mingguan untuk mengurangi penumpukan cairan dalam rongga perut.
Karena risiko operasi dan anestesi yang tinggi, ia tidak memenuhi syarat untuk prosedur pembedahan atau pemasangan Transjugular Intrahepatic Portosystemic Shunt (TIPS). Selain itu, transplantasi hati tidak menjadi pilihan karena pasien tidak mampu menghentikan konsumsi alkohol.
Pasien datang ke ruang gawat darurat dengan kondisi cairan yang keluar secara spontan dalam jumlah besar melalui hernia umbilikalis yang telah didiagnosis sebelumnya. Setelah dilakukan pemeriksaan, ditemukan adanya ensefalopati hati serta asites dalam jumlah besar.
Baca Juga: Fakta Mengejutkan Locked-in Syndrome: Ketika Tubuh Lumpuh Total, Tapi Pikiran Tetap Hidup
Meskipun tidak ditemukan tanda-tanda iritasi peritoneum, hernia umbilikalis tampak mengalami ulserasi dengan luka berdiameter tiga sentimeter yang mengeluarkan cairan asites dalam jumlah besar.
Penyebab dan Risiko Flood Syndrome
Hernia umbilikalis pada pasien dengan penyakit hati kronis terjadi karena tekanan intraabdomen yang meningkat akibat akumulasi cairan asites. Dinding perut yang melemah menyebabkan hernia semakin membesar, sehingga kulit di area tersebut menjadi lebih tipis dan rentan terhadap luka.
Jika terjadi ruptur, cairan asites dapat keluar melalui pusar dalam jumlah besar, yang dikenal sebagai Flood Syndrome.
Kondisi ini tidak hanya meningkatkan risiko infeksi tetapi juga dapat menyebabkan gangguan elektrolit, hipotensi, hingga peritonitis spontan yang berbahaya. Selain itu, pasien dengan sirosis lanjut sering mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh, sehingga infeksi yang terjadi dapat memburuk dengan cepat.
Penanganan dan Pilihan Perawatan
Penanganan utama untuk pasien dengan Flood Syndrome umumnya bersifat konservatif. Langkah pertama adalah mengendalikan kehilangan cairan dengan pemberian albumin untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh. Selain itu, luka yang terbuka perlu dirawat secara lokal agar dapat sembuh dengan baik dan tidak terinfeksi.