Darah yang bocor membentuk kantong yang pada akhirnya memberi tekanan pada otak. Itulah sebabnya pembedahan darurat harus segera dilaksanakan.
Jika tidak dilakukan, otak akan mengalami cedera lebih parah lagi.
Pendarahan akibat cedera otak biasanya disertai dengan gejala lain seperti:
- Pusing
- Mual
- Pupil membesar di salah satu mata
- Ucapan tidak jelas
- Hilang sebagian ingatan
Jika penanganan terhadap cedera kepala satu ini terlambat, korban bisa saja mengalami kejang, sesak napas, fungsi otak menurun, hingga koma dan kematian.
Penyebab Hematoma Epidural
Penyebab pasti hematoma epidural salah satunya adalah kecelakaan kendaraan baik motor maupun mobil.
Baca Juga: Kisah Tragis Gadis Yatim Asal Jawa Barat: Kehilangan Satu Ginjal untuk Bayar Utang
Namun ada beberapa penyebab lainnya disamping kecelakaan yang patut diwaspadai:
- Adanya infeksi atau anda
- Darah tidak bisa menggumpal seperti biasanya
- Tumor yang menyebabkan pendarahan otak
Diagnosa Dan Tindakan Media yang Diperlukan
Guna mengetahui keberadaan keluhan hematoma epidural, biasanya dokter akan melakukan pemindaian otak melalui CT Scan atau melalui MRI.
Hematoma yang terjadi pada tengkorak akan nampak sebagai massa padat yang mendorong otak menjauh dari tengkorak.
Tindakan medis yang dapat diambil saat menemukan kasus seperti ini, biasanya dokter akan segera melakukan pembedahan.
Tujuannya adalah mengurangi tekanan pada otak dengan mengangkat tengkorak dan menghilangkan massa darah beku.
Jika darahnya cair, cara yang ditempuh adalah dengan membuat lubang pada tulang tengkorak kemudian mengalirkan darah dari tengkorak keluar.
Prosedur ini memakan waktu lama. Pasca operasi pun proses pengurasan darah dari otak masih berlangsung selama beberapa hari. Kasus ini terjadi jika pasien memiliki type darah yang encer.
Pasca darah dialirkan dan dihilangkan, pasien masih mungkin mengalami kejang. Komplikasi operasi ini selain kejang ada perdarahan yang mengakibatkan pasien kehilangan banyak darah.