SURATDOKTER.com - Penyakit lambung kini banyak diderita oleh masyarakat perkotaan dengan latar belakang berbagai macam kondisi yang menjadi penyebab timbulnya penyakit ini.
Berdasarkan data dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada tahun 1997 hingga 2002, melakukan metode konsensus dengan 1.718 pasien dalam pemeriksaan endoskopi dengan indikasi dispepsia terdapat peningkatan esofagitis dari 5.7% menjadi 25.18%.
Istilah penyakit asam lambung yang kini banyak dibicarakan orang adalah Gerd, adalah suatu kondisi dimana ada perasaan seperti ada makanan yang mengganjal di kerongkongan disertai dengan rasa panas terbakar.
Rasa panas itu sendiri mengalir dari perut bagian atas dan mengalir ke daerah leher. Umumnya hal ini dirasakan 30 hingga 60 menit setelah makan dan saat berbaring.
Gejala lainnya yang biasa dirasakan adalah benjolan di tenggorokan, nyeri menelan, mual dan ada rasa pahit di lidah.
Baca Juga: Benarkah Stres Bisa Memicu GERD?
Dikalangan awam, gerd dan penyakit maag seringkali disamakan karena sama-sama menyerang organ lambung dan terkadang gejalanya mirip.
Namun jika dilihat dari penyebabnya, maka maag dan gerd adalah dua penyakit lambung yang berbeda.
Untuk gerd sendiri atau gastroesophageal refluc disease jika tidak ditangani bisa menimbulkan komplikasi yang berbahaya.
Data regional juga menunjukan adanya peningkatan komplikasi pada gerd yaitu baret's esofagus dan adenokarsinoma yang menyebabkan kematian.
Baca Juga: Perbedaan Asam Lambung dan GERD: Kenali Bahaya dan Cara Mengatasinya
Gerd terjadi karena perubahan mukosa yang diakibatkan oleh gangguan sistem pencernaan, dimana asam lambung naik ke tenggorokan (esofagus).
Akibatnya Anda akan merasakan seperti sensasi panas terbakar di bawah tulang dada (heartburn).
Gerd ini terjadi karena melemahnya sfingter esofagus (otot-otot pembatas antara kerongkongan dan lambung) sehingga menyebabkan refluks.