SURATDOKTER – Witan Sulaeman terpaksa merasakan perihnya tusukan jarum di kepala usai benturan dengan pemain Guinea Issiaga Camara saat berjuang sebagai kapten Timnas U23 Indonesia.
Witan tetap menyelesaikan pertandingan dengan balutan perban di kepala hingga terdengar peluit panjang, meski mengalami pemasangan perban darurat kurang rapi, longgar dan lepas.
Benarkah pertolongan pertama cedera kepala pemain nomor punggung 8 ini sudah tepat, berikut ulasan yang nantinya menjadi rujukan apabila menemui kejadian yang sama.
Pertolongan Pertama Cedera Kepala
Cedera kepala bisa dialami siapapun bisa orang dewasa atau anak-anak, dalam hal ini sampai menimbulkan pendarahan karena bocor.
Baca Juga: 6 Cara Meningkatkan Kesehatan Jantung, Salah Satunya dengan Rutin Berolahraga
Kondisi yang tidak diharapkan tentunya, tetapi saat bermain atau olahraga ternyata mengalami cedera, maka harus dilakukan pertolongan pertama yang tepat berdasar kankronologi, diantaranya:
1. Kepala terbentur
Kepala yang terbentur benda keras sebagian dari cedera yang harus segera mendapatkan penanganan tepat karena merupakan trauma fisik tengkorak, otak, serta jaringan dan pembuluh darah.
Meski tidak mengeluarkan darah artinya tulang tengkorak masih utuh, tetap harus waspada karena bisa jadi ternyata cedera kepala tertutup yaitu cedera jaringan otak.
Apalagi kalau kategori cedera kepala terbuka, hingga menyebabkan tulang tengkorak terbuka atau pecah, misalnya luka tembak atau tusukan harus segera mendapat penanganan.
Pertolongan pertama pada cedera kepala terbuka dengan kompres dingin pada bagian kepala yang terbentur, harapannya mengurangi nyeri dan bengkak yang dirasakan.
Baca Juga: Jelang Idul Adha 2024, Kenali Ciri-ciri Hewan Qurban Berkualitas Baik
Durasi kompres kisaran 15-20 menit dengan pengulangan sebanyak 4-5 kali atau sesuai kebutuhan, bila dirasakan sudah nyaman bisa dihentikan.
Bila masih merasakan nyeri yang sangat akibat benturan bisa diatasi dengan pemberian paracetamol dengan dosis sesuai petunjuk untuk meredakan rasa sakit.
Selanjutnya memantau selama 24 jam apakah ada tanda-tanda atau perubahan yang mengkhawatirkan. Bila muncul rasa mual dan muntah, bisa dibawa ke pelayanan kesehatan.