SURATDOKTER.com - Dunia kedokteran Indonesia kembali diguncang setelah mencuatnya dugaan perundungan terhadap Timothy Anugerah Saputra (22), mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (UNUD).
Kasus ini mencuat setelah percakapan di media sosial yang bernada ejekan terhadap kematian Timothy viral di publik.
Pihak RSUP Prof IGNG Ngoerah Denpasar, tempat beberapa mahasiswa UNUD menjalani pendidikan koas, langsung mengambil langkah tegas.
Tiga mahasiswa yang diduga terlibat dalam percakapan tersebut dikembalikan ke pihak universitas dan dikeluarkan dari program pendidikan di rumah sakit.
Plt Direktur Utama RS Ngoerah, I Wayan Sudana, menegaskan bahwa tindakan ini diambil untuk menjaga etika dan nama baik institusi medis. Ia menyebut, langkah cepat tersebut merupakan bentuk tanggung jawab moral agar kasus serupa tidak terulang di lingkungan pendidikan kedokteran.
Respons Universitas dan Pembentukan Tim Investigasi
Menanggapi kejadian ini, Universitas Udayana segera membentuk Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (PPK) guna menelusuri dugaan perundungan yang dialami mendiang Timothy. Tim ini beranggotakan perwakilan fakultas, dewan mahasiswa, dan pihak kedokteran.
Dari hasil rapat awal, percakapan yang beredar memang terjadi setelah kematian Timothy, namun dinilai menunjukkan sikap tidak empatik dan mencederai etika akademik. Kampus berjanji akan memberikan sanksi sesuai dengan kode etik mahasiswa.
Kasus ini menjadi peringatan keras bagi lembaga pendidikan tinggi bahwa rasa hormat, empati, dan integritas profesional harus dibangun sejak dini. Dunia kedokteran bukan hanya soal kemampuan medis, tetapi juga karakter dan tanggung jawab moral terhadap sesama.
Jejak Kasus Serupa: Tragedi Aulia Risma di UNDIP
Peristiwa di UNUD mengingatkan publik pada kasus Aulia Risma, mahasiswi dokter spesialis dari Universitas Diponegoro (UNDIP) yang ditemukan meninggal dunia di kosnya di Semarang pada 2024. Kasus itu juga diwarnai dugaan tekanan akademik dan perundungan dari lingkungan pendidikan.
Akibat peristiwa tersebut, Kementerian Kesehatan sempat menghentikan sementara program studi Anestesi FK UNDIP di RSUP Dr Kariadi. Surat resmi penghentian dikeluarkan untuk memberi waktu investigasi dan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pembelajaran di lingkungan rumah sakit pendidikan.
Meski pihak kampus membantah dugaan perundungan sebagai penyebab langsung, publik menilai kejadian tersebut menunjukkan adanya pola tekanan sistemik dalam pendidikan kedokteran, di mana mahasiswa kerap menghadapi tuntutan berat tanpa dukungan emosional dan perlindungan psikologis memadai.
Baca Juga: 4 Tipe Bullying dan Tips Bagaimana Cara Mengatasinya Menurut Ahli
Bullying di Lingkungan Akademik: Akar Masalah yang Belum Tuntas
Fenomena perundungan di dunia kedokteran sering kali berakar dari budaya senioritas dan hierarki yang kaku. Banyak mahasiswa muda menganggap tekanan verbal dan mental sebagai bagian dari “proses pembentukan karakter”, padahal praktik tersebut justru dapat menghancurkan kepercayaan diri dan menurunkan kesehatan mental calon dokter.