Unggahan yang melibatkan identitas anak bisa memperkuat stigma, mengundang penilaian publik yang tidak sehat, dan memengaruhi kondisi mental anak dalam menjalani aktivitas sosial.
Oleh karena itu, penting bagi siapa pun, termasuk tokoh profesional, untuk tidak sembarangan mengaitkan anak dalam isu publik orang tuanya.
Pihak keluarga juga menyatakan akan memproses lebih dari satu akun, mengingat banyaknya unggahan yang mengarah pada perundungan terhadap SA. Pelaporan kepada KPAI menjadi langkah awal, sebelum akhirnya kasus ini diteruskan ke jalur pidana dalam waktu dekat.
Kasus ini menggarisbawahi pentingnya perlindungan anak di era media sosial. Hak anak untuk tumbuh dengan aman, dihargai privasinya, dan terhindar dari tekanan sosial adalah hal yang tidak bisa ditawar.
Dalam banyak kasus, anak-anak yang menjadi korban komentar publik akan menyimpan beban emosional yang tidak terlihat, namun berdampak besar dalam jangka panjang.
Semoga langkah hukum yang diambil keluarga ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial, serta lebih peduli terhadap dampak psikologis yang bisa dirasakan oleh anak-anak akibat narasi publik yang tidak ramah.***