SuratDokter.com - Proyeksi PBB menunjukkan bahwa pada tahun 2030, jumlah penduduk dunia berusia 65 tahun ke atas akan lebih besar dari jumlah penduduk muda.
Hal ini sejalan dengan perkirakan populasi lansia yang dua kali lipat lebih banyak dari balita di bawah usia lima tahun.
Ini mencerminkan fenomena global di mana angka harapan hidup terus meningkat, sehingga populasi lansia semakin dominan di berbagai belahan dunia.
Berdasarkan laporan PBB, diperkirakan tahun 2050, jumlah lansia akan mencapai 1,6 miliar atau sekitar 16 persen dari total populasi dunia.
Kondisi ini memicu banyak negara, termasuk Indonesia, untuk mulai mempersiapkan strategi dalam menghadapi lonjakan populasi lansia.
Baca Juga: 10 Jenis Makanan Sehat untuk Lansia, agar Sehat dan Bugar di Masa Tua
Negara-negara seperti Jepang dan Eropa Selatan bahkan sudah dikenal sebagai wilayah dengan tingkat populasi lansia yang sangat tinggi.
Indonesia Siapkan Lansia Aktif dan Produktif
Di Indonesia, tren peningkatan populasi lansia juga menjadi perhatian serius. Berdasarkan Sensus Penduduk 2023, hampir 12 persen penduduk Indonesia atau sekitar 29 juta jiwa masuk kategori lansia.
Angka ini dipredilsi akan mengalami peningkatan, dengan proyeksi 50 juta lansia pada tahun 2045.
Untuk itu, pemerintah Indonesia mulai mengambil langkah-langkah penting guna memastikan para lansia dapat menjalani kehidupan yang sehat, aktif, dan produktif.
Dalam mendukung para lansia agar tetap aktif dan sehat, Indonesia berfokus pada empat pilar utama: gaya hidup, lingkungan, nutrisi, dan kesehatan, serta faktor sosial-ekonomi.
Salah satu contoh nyata dari komitmen ini adalah penelitian yang dilakukan di Pulau Gili Iyang, Madura, dan Dusun Miduana, Cianjur.
Baca Juga: Lansia yang Terdaftar Kartu Lansia Jakarta Dapat Enam Ratus Ribu, Kapan Bisa Dicairkan?
Kedua wilayah ini dikenal memiliki populasi dengan usia panjang, bahkan mencapai lebih dari 100 tahun, namun tetap mampu menjalani aktivitas sehari-hari.