• Senin, 22 Desember 2025

Makna Psikologis di Balik Tren Tepuk Sakinah: Cara Sederhana Menyentuh Akar Masalah Rumah Tangga

Photo Author
- Minggu, 26 Oktober 2025 | 02:18 WIB
Makna psikologis di balik tren tepuk sakinah
Makna psikologis di balik tren tepuk sakinah

Refleksi atas Realitas Rumah Tangga

Fenomena ini muncul di tengah meningkatnya tekanan sosial, ekonomi, dan psikologis dalam kehidupan rumah tangga modern.

Banyak pasangan menikah muda tanpa kesiapan emosional, atau menghadapi beban ekonomi yang berat, hingga akhirnya kesulitan mempertahankan keharmonisan.

Dari sudut pandang psikologi keluarga, ketahanan pernikahan tidak hanya ditentukan oleh cinta, tetapi oleh kemampuan pasangan mengelola konflik, berkomunikasi sehat, dan menyesuaikan diri dengan perubahan.

Tepuk Sakinah, meski terlihat sederhana, memberi ruang simbolik bagi pasangan untuk “berhenti sejenak” dan mengingat janji awal mereka.

Ia menjadi pengingat bahwa pernikahan bukan hanya urusan dua hati, tetapi juga dua jiwa yang belajar memahami perbedaan dan membangun kesepahaman bersama.

Baca Juga: Sangat Bepengaruh! Ini Efek Trauma Masa Kecil terhadap Pola Komunikasi Dewasa

Selain nilai psikologis, Tepuk Sakinah juga mengandung dimensi spiritual. Lirik-liriknya mengajarkan prinsip saling menghargai, berjanji dengan kokoh, bermusyawarah, dan saling ridha — empat nilai yang juga menjadi pilar keluarga sakinah dalam Islam.

Gerakan ini bisa menjadi bentuk doa sunyi — pengingat bahwa hubungan rumah tangga perlu dijaga dengan kesabaran dan kasih.

Dalam konteks sosial, fenomena ini juga berfungsi sebagai edukasi publik yang dikemas ringan agar pesan moral mudah disebarkan di media sosial tanpa menggurui.

Tren Tepuk Sakinah menunjukkan bahwa pendekatan lembut dan kreatif dapat menjadi cara efektif menanamkan nilai keluarga harmonis.

Meskipun tidak bisa langsung menurunkan angka perceraian, pesan simboliknya bisa menyentuh sisi emosional dan spiritual pasangan, terutama di masa-masa awal pernikahan.

Gerakan sederhana ini mengingatkan bahwa mempertahankan rumah tangga bukan soal besar kecilnya masalah, tetapi bagaimana pasangan terus berusaha “bertepuk dalam irama yang sama” — saling memahami, mendukung, dan menjaga komitmen cinta seumur hidup.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tia mardwi

Sumber: Kemenag, BPS, Promedia

Tags

Terkini

Terpopuler

X