Data ini akan disinkronkan dengan hasil cek kesehatan gratis (CKG) yang dilakukan secara nasional. Hasil pemantauan kemudian akan menjadi bahan evaluasi untuk menilai efektivitas program MBG dalam meningkatkan status gizi anak Indonesia.
Ke depan, survei gizi tahunan yang sebelumnya hanya difokuskan pada balita stunting akan diperluas hingga mencakup anak usia sekolah di atas lima tahun.
Langkah Kemenkes untuk turun langsung dalam pengawasan MBG menunjukkan komitmen pemerintah terhadap keamanan pangan dan kualitas gizi anak sekolah.
Pendekatan yang sistematis, mulai dari pelaporan kasus, pemeriksaan bahan, hingga pemantauan pertumbuhan, diharapkan mampu menekan risiko keracunan dan memastikan manfaat program berjalan maksimal.
Dengan keterlibatan lintas lembaga dan dukungan sekolah, MBG berpotensi menjadi bukan hanya program gizi nasional, tetapi juga tolak ukur keberhasilan sistem keamanan pangan di Indonesia.***
Artikel Terkait
Kemenkes Turun Tangan Awasi Program MBG: SPPG Wajib Punya SLHS, Puskesmas dan UKS Dilibatkan
Bakteri Pembusuk di Balik Tragedi MBG KBB: Fakta Baru tentang Kelalaian Dapur dan Usulan Dapur Sekolah
Evaluasi Program MBG: Ketua Banggar DPR Usulkan Kantin Sekolah Jadi Dapur untuk Kurangi Beban SPPG
Setelah Kasus Keracunan Massal, BGN Lakukan Evaluasi Total: Wacana Kantin Sekolah Jadi Dapur MBG Mulai Mencuat
Kisruh Program Makan Bergizi Gratis: Dapur MBG Panakkukang Diduga Tutup karena Patokan Rp6.500 per Porsi, Ratusan Siswa Terdampak