SURATDOKTER.com - Kasus keracunan massal dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi perhatian utama pemerintah. Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam terhadap lonjakan kasus yang kini mencapai 5.914 korban di berbagai daerah.
Usai kembali dari kunjungan luar negeri, Presiden langsung menginstruksikan evaluasi total terhadap pelaksanaan program, sekaligus memanggil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana untuk melakukan pembahasan mendalam mengenai langkah perbaikan di lapangan.
Baca Juga: Kasus Keracunan MBG Meningkat, Siapa yang Harus Bertanggung Jawab?
Pemerintah Turun Tangan: Evaluasi Menyeluruh MBG
Presiden Prabowo menyebut bahwa insiden keracunan merupakan masalah besar yang harus segera diselesaikan. Ia mengakui adanya kekurangan dalam sistem pelaksanaan, baik dari segi pengawasan, proses produksi, hingga distribusi makanan di lapangan.
Namun, ia optimistis bahwa pemerintah mampu memperbaiki sistem tersebut dan menemukan solusi terbaik tanpa mengubah niat awal dari program MBG.
Prabowo menekankan bahwa program MBG sejatinya merupakan upaya nasional untuk memastikan anak-anak Indonesia mendapatkan asupan gizi yang layak. Dalam pandangannya, setiap hambatan yang muncul harus dijadikan pelajaran agar sistem ke depan menjadi lebih disiplin dan efisien.
Peringatan Presiden: Jangan Politisasi Kasus MBG
Presiden juga mengingatkan semua pihak untuk tidak menjadikan kasus ini sebagai alat politisasi. Ia menilai, semangat MBG harus tetap dilihat dari tujuannya: memperjuangkan hak anak-anak Indonesia terhadap gizi seimbang, terutama di daerah-daerah miskin dan terpencil.
Menurutnya, banyak anak-anak yang masih makan seadanya — bahkan hanya nasi dengan garam atau lauk sederhana — sehingga program MBG harus tetap berjalan dengan pengawasan ketat.
Prabowo menyebut bahwa memberi makan jutaan anak di seluruh Indonesia memang bukan tugas mudah, tetapi menjadi tanggung jawab negara yang tidak boleh diabaikan.
Baca Juga: Tangis Permintaan Maaf Wakil Kepala BGN di Tengah Ribuan Siswa Korban Keracunan MBG
Berdasarkan laporan Badan Gizi Nasional (BGN) hingga 25 September 2025, tercatat 5.914 korban keracunan di berbagai wilayah Indonesia.
Dari total tersebut, Wilayah II (Pulau Jawa) mencatat kasus tertinggi dengan 3.610 korban, disusul Wilayah I (Sumatra) sebanyak 1.307 orang, dan Wilayah III (Kalimantan–Sulawesi–Indonesia Timur) sebanyak 997 orang.
Secara keseluruhan terdapat 70 kasus yang tersebar di tiga wilayah besar:
- Wilayah I: 9 kasus
- Wilayah II: 41 kasus
- Wilayah III: 20 kasus
Dari data tersebut, lima daerah dengan jumlah korban terbesar adalah:
Artikel Terkait
Desakan Hentikan Program MBG Meningkat, tapi Pemerintah Pilih Jalan Evaluasi Total
Badai Keracunan Massal Terpa Program MBG: Antara Cita-Cita Gizi dan Krisis Kepercayaan Publik
Kearifan Lokal di Menu MBG: Antara Nilai Budaya dan Risiko Kesehatan
Tangis Permintaan Maaf Wakil Kepala BGN di Tengah Ribuan Siswa Korban Keracunan MBG
Kasus Keracunan MBG Meningkat, Siapa yang Harus Bertanggung Jawab?