• Senin, 22 Desember 2025

Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Hidayat Arsani Marah: 17 Ventilator di RSUP Ir Soekarno Hilang Atau Tidak Dibeli?

Photo Author
- Rabu, 2 Juli 2025 | 16:59 WIB
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Hidayat Arsani di Kampus IPDN Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat: 17 ventilator hilang atau tidak dibeli
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Hidayat Arsani di Kampus IPDN Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat: 17 ventilator hilang atau tidak dibeli

SURATDOKTER.com - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Hidayat Arsani, melayangkan sorotan tajam terhadap keberadaan ventilator di RSUP Dr (HC) Ir Soekarno. Temuan ini diungkapkan saat ia mengunjungi kampus IPDN Jatinangor, Kabupaten Sumedang, pada Kamis (26/6/2025).

Belakangan ia menyadari bahwa dari total 24 ventilator yang seharusnya tersedia, hanya tersisa 7 unit. Menurut pengakuannya, sisa 17 ventilator tersebut “hilang”, dan bahkan diduga tidak pernah dibeli meski tercatat dalam administrasi.

Baca Juga: Surat Mahasiswi yang Lompat di Sungai Bengawan Solo Menuliskan Nama Salah Satu Dosen, Begini Penjelasan UNS

Menurut gubernur, kehilangan alat vital yang digunakan untuk menangani pasien pneumonia berat dan gangguan pernapasan akut ini, sangat mencurigakan.

Ia mempertanyakan mengapa tidak ada yang mengetahui tindakan penghilangan tersebut meskipun RSUD dilengkapi CCTV. Gubernur menduga bahwa kasus ini telah berlangsung selama kurang lebih dua tahun, namun baru terungkap sejak ia menjabat.

Kejanggalan ini memunculkan kekhawatiran bahwa ada paket belanja alat medis yang fiktif atau alatnya hanya tercatat tapi fisiknya tidak tersedia.

Karenanya, pemeriksaan telah dilakukan bersama instansi dan manajemen RSUD untuk menelusuri jejak alat-alat tersebut di gudang, ruangan pasien, atau lokasi penyimpanan lainnya.

Saat ini pihak Pemprov Bangka Belitung telah melaporkan kondisi ini ke Polda Babel. Namun hingga kini belum ada perkembangan signifikan dari kepolisian terkait status kehilangan tersebut.

Proses verifikasi fisik sedang berlangsung untuk memastikan apakah alat tersebut pernah benar-benar dibeli atau apakah memang sudah hilang di tengah proses distribusi dan penggunaan.

Implikasi bagi Pelayanan Kesehatan

Ventilator adalah perangkat hidup mati bagi pasien dengan kegawatan respirasi. Hilangnya puluhan unit tersebut bisa berdampak fatal terhadap kemampuan RSUD menangani pasien kritis, terutama di masa pandemi atau musim flu berat.

Baca Juga: Miris! Seorang Wanita di Bekasi Lumpuh Usai Melahirkan Anak Keempatnya, Diduga Adanya Malpraktik: Suami Kabur, Anaknya Putus Sekolah

Tanpa jumlah ventilator yang cukup, pelayanan medis bisa menurun drastis, dan risiko kematian pasien akan meningkat.

Kondisi ini juga bisa menimbulkan ketidakpercayaan publik terhadap pengelolaan dana kesehatan di rumah sakit pemerintah. Masyarakat akan khawatir bahwa ketersediaan alat medis tidak sesuai dengan alokasi anggaran dan data administrasi.

Langkah Korektif dan Transparansi

Gubernur menegaskan pentingnya audit menyeluruh terhadap semua item medis penting di RSUD. Evaluasi harus mencakup bukti pembelian, tanda terima, faktur, serta pemeriksaan fisik langsung.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Afida Rafi

Sumber: Instagram, kumparan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X