SURATDOKTER.com - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Hidayat Arsani, melayangkan sorotan tajam terhadap keberadaan ventilator di RSUP Dr (HC) Ir Soekarno. Temuan ini diungkapkan saat ia mengunjungi kampus IPDN Jatinangor, Kabupaten Sumedang, pada Kamis (26/6/2025).
Belakangan ia menyadari bahwa dari total 24 ventilator yang seharusnya tersedia, hanya tersisa 7 unit. Menurut pengakuannya, sisa 17 ventilator tersebut “hilang”, dan bahkan diduga tidak pernah dibeli meski tercatat dalam administrasi.
Menurut gubernur, kehilangan alat vital yang digunakan untuk menangani pasien pneumonia berat dan gangguan pernapasan akut ini, sangat mencurigakan.
Ia mempertanyakan mengapa tidak ada yang mengetahui tindakan penghilangan tersebut meskipun RSUD dilengkapi CCTV. Gubernur menduga bahwa kasus ini telah berlangsung selama kurang lebih dua tahun, namun baru terungkap sejak ia menjabat.
Kejanggalan ini memunculkan kekhawatiran bahwa ada paket belanja alat medis yang fiktif atau alatnya hanya tercatat tapi fisiknya tidak tersedia.
Karenanya, pemeriksaan telah dilakukan bersama instansi dan manajemen RSUD untuk menelusuri jejak alat-alat tersebut di gudang, ruangan pasien, atau lokasi penyimpanan lainnya.
Saat ini pihak Pemprov Bangka Belitung telah melaporkan kondisi ini ke Polda Babel. Namun hingga kini belum ada perkembangan signifikan dari kepolisian terkait status kehilangan tersebut.
Proses verifikasi fisik sedang berlangsung untuk memastikan apakah alat tersebut pernah benar-benar dibeli atau apakah memang sudah hilang di tengah proses distribusi dan penggunaan.
Implikasi bagi Pelayanan Kesehatan
Ventilator adalah perangkat hidup mati bagi pasien dengan kegawatan respirasi. Hilangnya puluhan unit tersebut bisa berdampak fatal terhadap kemampuan RSUD menangani pasien kritis, terutama di masa pandemi atau musim flu berat.
Tanpa jumlah ventilator yang cukup, pelayanan medis bisa menurun drastis, dan risiko kematian pasien akan meningkat.
Kondisi ini juga bisa menimbulkan ketidakpercayaan publik terhadap pengelolaan dana kesehatan di rumah sakit pemerintah. Masyarakat akan khawatir bahwa ketersediaan alat medis tidak sesuai dengan alokasi anggaran dan data administrasi.
Langkah Korektif dan Transparansi
Gubernur menegaskan pentingnya audit menyeluruh terhadap semua item medis penting di RSUD. Evaluasi harus mencakup bukti pembelian, tanda terima, faktur, serta pemeriksaan fisik langsung.
Artikel Terkait
BPJS dan DPRD Surabaya Luruskan Simpang Siur Mengenai 144 Penyakit
2 Mahasiswa UGM Meninggal Setelah Kapal yang Ditumpanginya Terbalik Saat Kuliah Kerja Nyata
Tanggapan UNS Soal Mahasiswi yang Lompat ke Sungai Bengawan Solo: Sudah Lakukan Pendampingan dan Rekomendasi Psikiater
Miris! Seorang Wanita di Bekasi Lumpuh Usai Melahirkan Anak Keempatnya, Diduga Adanya Malpraktik: Suami Kabur, Anaknya Putus Sekolah
Surat Mahasiswi yang Lompat di Sungai Bengawan Solo Menuliskan Nama Salah Satu Dosen, Begini Penjelasan UNS