• Senin, 22 Desember 2025

Mengandung Klorat Tinggi Coca-cola Menarik Produknya di Pasar Eropa, Bagaimana dengan Indonesia?

Photo Author
- Kamis, 30 Januari 2025 | 22:55 WIB
Coca-cola Ditarik Peredarannya dari Eropa karena Mengandung Klorat Tinggi (Instagram/Cocacola_id)
Coca-cola Ditarik Peredarannya dari Eropa karena Mengandung Klorat Tinggi (Instagram/Cocacola_id)

"Kami belum menerima keluhan apa pun dari konsumen tentang masalah ini," klaim perusahaan.

Sejumlah produk Coke dan Fuze Tea memang telah dikirim ke Prancis, tetapi hingga saat ini, belum ada perintah resmi untuk menarik produk tersebut dari pasar Prancis.

Atas kejadian ini, Coca-Cola Europacific Partners menyampaikan permintaan maaf.

Kandungan klorat tinggi dalam produk pertama kali terdeteksi melalui pemeriksaan rutin di fasilitas produksi di Ghent.

Baca Juga: Banyak Anak Indonesia Kena Diabetes, IDAI Minta Perketat Makanan Minuman Tinggi Gula

Produk dan Kode Produksi yang Terdampak

Produk-produk yang teridentifikasi mengandung kadar klorat tinggi memiliki kode produksi antara 328 GE hingga 338 GE.

Beberapa merek yang turut terdampak dalam penarikan ini antara lain:

  • Minute Maid
  • Nalu
  • Royal Bliss
  • Tropico


Saat ini, Coca-Cola Europacific Partners telah berkoordinasi dengan otoritas terkait di masing-masing negara yang terdampak untuk menangani permasalahan ini.


Asal Usul Klorat dalam Makanan dan Minuman


Keberadaan klorat dalam makanan dan minuman bukanlah hal baru.
Pada 2014, laboratorium kontrol resmi menemukan kandungan ini secara tidak sengaja.
Setahun kemudian, EFSA memperingatkan bahwa kadar klorat dalam makanan dan air minum cukup tinggi dan bisa berdampak pada kesehatan, terutama bagi bayi dan anak-anak.

Dampak kesehatan akibat paparan klorat mencakup gangguan tiroid akibat terganggunya penyerapan yodium.

Efek jangka panjangnya dapat menyebabkan gangguan produksi sel darah merah serta perubahan pada komposisi sumsum tulang.

Wanita hamil dengan gangguan fungsi tiroid juga termasuk kelompok berisiko.
Institut Federal Jerman untuk Penilaian Risiko (BfR) menjelaskan bahwa natrium dan kalium klorat dulunya digunakan sebagai herbisida, tetapi penggunaannya dalam produk perlindungan tanaman dan biosida kini dilarang di Uni Eropa.

Para ahli menyebutkan bahwa klorat dapat muncul sebagai produk sampingan dari penggunaan zat berbasis klorin dalam proses pembersihan atau desinfeksi.

Baca Juga: Minuman Ini Diklaim Bisa Bikin Orang Jepang Panjang Umur Lho!

Jalur utama masuknya klorat ke dalam makanan adalah melalui proses pengolahan air yang sebelumnya telah diberi produk biosida berbasis klorin.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Afida Rafi

Sumber: Hasil Riset Tim SuratDokter

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X