Siswa SD di Jateng Keracunan Usai Menyantap Makanan Bergizi Gratis

SURATDOKTER.com - Sebanyak 10 siswa di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Kamis, 16 Januari 2025.

Kejadian ini berawal saat siswa-siswa SDN Dukuh 03 Sukoharjo menerima paket makan siang yang terdiri dari nasi putih, ayam tepung, sayur cah wortel tahu, buah naga, dan susu. Tak lama setelah makan, beberapa siswa mulai merasakan gejala mual dan pusing.

Menurut Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, kejadian ini disebabkan oleh kesalahan teknis dalam pengolahan ayam yang disajikan.

Baca Juga: Remaja 19 Tahun Meninggal Karena Keracunan Metanol Saat Sedang Berlibur di Laos

Ayam yang seharusnya dimasak dengan sempurna diduga tidak matang dengan baik. Hal ini membuat sejumlah siswa merasakan gejala keracunan.

"Penyebabnya adalah kesalahan dalam pengolahan ayam, dan kami segera menarik semua makanan yang tersisa," ujar Dadan melalui pesan singkat.

Gejala yang dirasakan para siswa, seperti mual dan pusing, langsung ditangani oleh petugas medis yang ada di sekolah. Mereka diberikan perawatan segera dan setelah beberapa waktu, siswa yang semula mual mulai merasa lebih baik.

Petugas juga mengganti ayam yang tidak aman untuk dikonsumsi dengan telur rebus, agar siswa tetap mendapatkan asupan makanan bergizi.

Dadan juga menjelaskan bahwa kejadian ini disebabkan oleh kesalahan dalam prosedur pengolahan, meskipun hal tersebut masih dalam penyelidikan lebih lanjut.

Baca Juga: Jajanan Latiao Asal Cina Terkontaminasi Bakteri: Konsumen di 6 Daerah Indonesia Keracunan!

Beberapa siswa yang mengalami gejala ringan sudah mendapatkan pengobatan dari petugas puskesmas setempat dan tidak memerlukan perawatan di rumah sakit.

Pihak sekolah pun segera melaporkan insiden ini kepada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan Puskesmas Sukoharjo Kota untuk penanganan lebih lanjut.

Kepala Puskesmas Sukoharjo Kota, Kunari Mahanani, mengonfirmasi bahwa ayam yang disajikan tidak matang dengan sempurna.

Hal ini menjadi penyebab utama timbulnya gejala keracunan pada siswa. Meskipun begitu, kondisi para siswa sudah membaik setelah diberi obat dan perawatan medis.