Perdebatan mengenai wajib militer juga memicu ketegangan dalam isu kesetaraan gender. Wanita di Korea Selatan dikecualikan dari wajib militer, dan hanya 3,6% dari total personel militer adalah sukarelawan wanita.
Hal ini membuat banyak pria, terutama mereka yang tergabung dalam kelompok anti-feminis, merasa kebijakan ini tidak adil. Mereka berpendapat bahwa wanita mendapatkan keuntungan di pasar kerja karena tidak harus mengorbankan waktu untuk wamil.
Survei pada tahun 2018 menunjukkan bahwa sebagian besar pria muda Korea Selatan menganggap wamil sebagai bentuk diskriminasi gender. Lebih dari separuh responden juga percaya bahwa wanita seharusnya turut menjalani wajib militer.
Meskipun demikian, ada upaya pemerintah untuk memberikan alternatif, seperti peran sipil bagi mereka yang menolak wajib militer karena alasan agama atau politik. Namun, rancangan ini tetap menuai pro dan kontra.
Kisah pria ini menunjukkan bagaimana tekanan wamil dapat memengaruhi kehidupan individu.
Pilihannya untuk menaikkan berat badan secara drastis memang berhasil menghindarkannya dari tugas aktif untuk sementara waktu, tetapi ia tetap harus menghadapi konsekuensi hukum dan sosial atas tindakannya.***
Artikel Terkait
Korea Selatan Gempar! 1000 Orang Keracunan Kimchi yang Terkontaminasi Norovirus!
Skandal Kekerasan dan Pelecehan Seksual Serupa Nth Room Kembali Terjadi di Korea Selatan
Sederet Manfaat Telur dan Resep Acar Telur Ala Korea, Praktis!
Korea Selatan (Korsel) Umumkan Keadaan Darurat Medis, Ini Alasannya!
Krisis Populasi di Korea Selatan: Pemerintah Beri Hadiah Hampir 2M Untuk Bayi Kembar 5