Selain itu, pencatatan pemberian obat akan divalidasi oleh Dokter Hematologi dan Onkologi, sehingga pengobatan menjadi lebih terarah.
Ketua Himpunan Masyarakat Hemofili Indonesia Provinsi Riau, Elmy Ridar, mengapresiasi dukungan BPJS Kesehatan melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Ia menyebutkan bahwa biaya pengobatan hemofilia bisa sangat tinggi, bahkan mencapai Rp150 juta per tahun untuk satu pasien.
Elmy juga menekankan pentingnya edukasi bagi keluarga pasien, mengingat hemofilia adalah penyakit turunan. Dengan adanya buku saku ini, diharapkan keluarga dapat lebih memahami gejala awal dan langkah perawatan bagi penderita hemofilia.
Eddy Sulistijanto Hadie menutup peluncuran tersebut dengan harapan bahwa buku saku terapi hemofilia ini bisa terus dikembangkan dan disempurnakan oleh tim medis di RSUD Arifin Ahmad.
Ia berharap buku ini bisa menjadi panduan bagi pasien hemofilia dalam menjalani pengobatan secara mandiri, terutama dalam hal penggunaan obat dan ketepatan waktu pemberian suntikan.
Dengan demikian, kualitas hidup pasien hemofilia dapat terjaga dan mereka bisa menjalani kehidupan yang lebih mandiri di masa mendatang.***
Artikel Terkait
Lewat Fitur BUGAR, BPJS Kesehatan Dorong Peserta JKN Hidup Lebih Sehat
Kemensos Bantu 2.055 Pemulung Bantargebang Dapatkan BPJS Kesehatan
Lunasi Tunggakan BPJS Kesehatan: 1.452 Peserta JKN Gunakan Program Rehab
2 RS di Tegal Diputus Sebagai Mitra BPJS Kesehatan Diduga Karena Ajukan Klaim Fiktif Hingga Milyaran
Begini Imbas Diputusnya 2 RS di Tegal Sebagai Mitra BPJS Kesehatan Terhadap Pasien JKN