• Senin, 22 Desember 2025

Banyaknya Kasus Bullying di Pondok Pesantren yang Menewaskan Santri: Ini Penyebab dan Tips Pencegahannya

Photo Author
- Kamis, 29 Februari 2024 | 13:30 WIB
Ilustrasi bullying tidak seharusnya terjadi (Pexels/RDNE Stock Project) (Pexels/RDNE Stock Project)
Ilustrasi bullying tidak seharusnya terjadi (Pexels/RDNE Stock Project) (Pexels/RDNE Stock Project)

Hal ini tentu menjadi bahaya, terutama jika korban santri memiliki luka.

Kurangnya pengawasan di pondok pesantren juga bisa menjadi salah satu penyebab maraknya bullying.

Jumlah pengajar dan pengurus pondok pesantren tentu tidak cukup untuk mengawasi seluruh santri. Sehingga kesadaran santri dibutuhkan di sini.

Tips Mencegah Bullying di Pondok Pesantren

Bullying yang dialami seseorang bisa memberikan dampak yang besar bagi korban.

Sebut saja beberapa di antaranya adalah masalah pada kesehatan fisik karena luka, trauma, sampai gangguan mental.

Pada kasus terbaru bullying di pondok pesantren sendiri, seorang santri bahkan sampai tewas.

Adanya berbagai macam dampak buruk ini tentu membuat bullying harus dicegah. Berikut ini beberapa tips mencegah bullying di lingkungan pondok pesantren:

1. Menciptakan lingkungan yang aman

Jauh dari orangtua terkadang membuat santri merasa bebas. Mereka merasa bisa melakukan apa saja. Maka dari itu, pengawasan perlu dilakukan agar lingkungan pondok pesantren aman.

Bentuk budaya yang jujur, terbuka, dan positif di kalangan santri. Selain itu, pondok pesantren juga bisa memasang CCTV agar lingkungan lebih aman.

2. Buat aturan yang tegas

Tentunya lingkungan yang aman bisa terbentuk dari aturan yang tegas. Maka buatlah aturan yang tegas dan jelas, sehingga mudah dipahami oleh santri.

Baca Juga: Fenomena Psikologis Mudah Marah, Cari Tahu Penyebab dan Cara Mengatasinya

Pastikan pula jika aturan disertai dengan hukuman pelanggaran yang konsisten diberikan pada pelanggar. Buat persetujuan awal dengan santri mengenai hukuman pelanggaran ini.

3. Pendampingan santri

Pastikan pondok pesantren memiliki tim tersendiri untuk mendampingi setiap santri yang ada.

Pendamping ini akan lebih baik jika mereka adalah lulusan psikologi yang mampu menjadi tempat berbagi keresahan santri.

4. Penanaman nilai positif

Beri pengertian pada santri tentang kepedulian, empati dan toleransi bagi sesamanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sofianti Herina

Sumber: Hasil Riset Tim SuratDokter, Twitter/@JadiUtas

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X