3. Faktor Neurologis
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara gangguan neurologis tertentu dan paraphilia, termasuk coprophilia.
Gangguan neurologis seperti kelainan otak atau cedera otak trauma juga dapat berkontribusi pada perkembangan imajinasi seksual yang tidak biasa.
4. Faktor Genetik
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa ada faktor genetik yang dapat memengaruhi perkembangan paraphilia, meskipun hubungan pastinya belum sepenuhnya dipahami.
Gejala Coprophilia
Gejala coprophilia sangat dipengaruhi oleh perilaku, fantasi, atau kecenderungan seksual yang terfokus pada kotoran manusia. Beberapa gejala yang dapat terjadi yakni:
1. Fantasi Seksual
Seseorang yang memiliki fantasi seksual yang melibatkan kotoran manusia atau praktik seksual yang melibatkan kotoran sebagai bagian dari skenario seksual mereka.
2. Pencarian atau Pengumpulan Kotoran
Seorang coprophilia senang mencari kotoran manusia dengan tujuan seksual, baik dengan cara mengumpulkannya secara langsung atau mencarinya melalui media seperti internet.
3. Keterlibatan dalam Praktik Seksual dengan Kotoran
Tipe coprophilia ini senang melibatkankotoran dalam aktivitas seksual, seperti menyentuhnya, menciumnya, atau bahkan memakannya.
4. Penggunaan Kotoran dalam Permainan Seksual
Kotoran dapat digunakan sebagai alat atau objek dalam permainan seksual, baik dengan diri sendiri atau bersama pasangan.
5. Respon Seksual yang Intens terhadap Kotoran
Coprophilia dapat merasakan gairah seksual yang kuat ketika terpapar pada kotoran manusia, dan kehadiran kotoran dapat memicu respons seksual yang intens.
Meskipun mungkin tidak dialami oleh semua orang dengan coprophilia, beberapa individu mungkin mengalami distres psikologis atau konflik internal terkait dengan keinginan atau perilaku seksual mereka.
Penanganan Coprophilia
Penanganan coprophilia dapat melibatkan berbagai pendekatan. Tergantung pada tingkat keparahan kondisi dan kebutuhan individu.
Beberapa pendekatan yang dapat dipertimbangkan dalam penanganan coprophilia meliputi:
1. Pemahaman Sex Edukasi
Pendidikan seksual yang komprehensif dan informasi yang akurat tentang paraphilia seperti coprophilia dapat membantu seseorang dalam memahami kondisi tersebut dengan lebih baik.
Pentingnya pemahaman perihal sek memang perlu diedukasi agar tidak terjadinya pelanggaran norma atau penyimpangan seksual.
Artikel Terkait
Apakah Poliamori dapat Menyebabkan Penyakit Menular Seksual? Kenali Tanda Bahayanya
Dampak Pelecehan Seksual bagi Kesehatan, Ada yang Berakhir Mengenaskan
Cara Mengedukasi Anak Agar Dapat Menjaga Diri Dari Pelecehan Seksual
Bukan Hanya LGBT, Ternyata Masih Banyak Orientasi Seksual Lainnya
Waspada! Penyebab Wanita Terkena Penyakit Menular Seksual, Simak Tandanya