Pencabulan Anak Usia 14 Tahun di Surabaya Libatkan Ayah, Kakak, dan Pamannya

Akibat perbuatan pencabulan ini, korban kerap dihantui rasa ketakutan dan trauma jika berada di rumah sendirian.

Motif pelaku melakukan perbuatan ini akibat timbulnya hasrat kepada korban saat rumah dalam keadaan sepi.

Kasus Terungkap

Kasus ini mulai diungkap oleh bibi korban berinisial SN sejak seminggu terakhir ketika korban sedang menemani ibunya di rumah sakit.

Ibu korban mengalami stroke, sehingga setelah rawat inap keduanya memutuskan pulang ke rumah susun milik keluarga sang ibu di daerah Surabaya Utara.

Di rumah susun ini perbuatan pencabulan oleh sang ayah, kakak, dan kedua pamannya terbongkar.

Pencabulan ini terjadi secara bergantian dalam satu rumah namun pada kamar yang berbeda di Kecamatan Tegalsari, Surabaya.

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Flexing di Media Sosial, Ini Dampaknya Bagi Kesehatan Mental

"Biasanya normal, nggak ada rasa curiga. Misalkan kalau tahu pasti saya tegur, kalau pun di luar bisa saya pantau," ungkap bibinya.

Sang bibi sama sekali tidak mengetahui dan curiga atas perbuatan ini, karena korban memang tinggal di sebuah kamar yang berisi ayah dan ibunya.

Dilaporkan ke pihak berwajib, pelaku dikenai Pasal 81 dan atau 82 UU RI Nomor 17 Tahun 2016 tentang persetubuhan atau pencabulan anak.

Saat ini pelaku sudah ditangkap dan ditahan di Mapolrestabes Surabaya dan dijatuhi hukuman lima tahun penjara.

Namun, kakak korban tidak dibawa bersama ayah dan pamannya tetapi ditampung di Selter DP3A sebagai tahanan anak.

Tak hanya sang bibi, tetangga ikut merasa heran atas kejadian yang menimpa korban dan baru mengetahui saat pelaku ditangkap.

"Hubungan sama tetangga juga baik-baik saja, kakaknya juga ya biasa. Enggak ada yang aneh, korban juga biasa saja," ujar tetangga korban saat ditemui.

Setelah korban berhasil ditangkap, korban mendapatkan pemeriksaan kesehatan dengan menunjukkan hasil yang cukup mengejutkan.