SURATDOKTER.com - Seorang remaja di AS alami kelumpuhan pita suara setelah didiagnosa terkena infeksi covid-19.
Kasus mengejutkan ini terjadi tepatnya di Provinsi Massachusetts dan baru pertama kali terjadi di dunia sejak pandemi covid-19 melanda.
Kasus langka yang dialami remaja perempuan ini, tercatat dalam Jurnal Pediatrics pada Selasa (19/12/23), yang menunjukkan bahwa dampak virus ini tidak terbatas pada gejala pernapasan biasa.
Remaja tersebut awalnya datang ke UGD Rumah Sakit Umum Massachusetts, Amerika Serikat dengan gejala gangguan pernapasan setelah sembilan hari dirinya didiagnosis COVID-19.
Berdasarkan hasil pemeriksaan endoskopi menunjukkan kelumpuhan pada pita suara bilateral, yakni imobilitas kedua pita suara yang ada pada laring atau kotak suara.
Para dokter akhirnya menyimpulkan bahwa kelumpuhan ini merupakan efek hilir dari COVID-19, karena setelah dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh tidak ditemukan adanya indikasi penyebab lain.
Baca Juga: Gejala Covid-19 Varian Baru JN.1, Ada Sakit Mata Hingga Sakit Tenggorokan
Padahal, kelumpuhan pita suara akibat Covid-19 kerap kali terjadi pada orang dewasa yang disebut dengan neuropati pascavirus dan belum pernah sekalipun terjadi pada anak-anak maupun remaja.
Kasus neuropati pasca-virus sudah tercatat beberapa kali pada orang dewasa sebagai komplikasi infeksi SARS-CoV-2.
Oleh karena itu, kasus yang melibatkan remaja ini menjadi laporan komplikasi pertama di dunia.
Adanya jenis komplikasi ini biasanya tidak umum terjadi pada individu muda dan sehat, mengingat lebih dari 15 juta kasus infeksi SARS-CoV-2 pada anak yang telah dilaporkan.
Dr. Danielle Reny Larrow, seorang residen di Departemen THT-Bedah Kepala dan Leher di Mass Eye and Ear, menekankan potensi komplikasi ini harus dipertimbangkan pada anak-anak terutama setelah diagnosis COVID-19.
Dikatakan oleh Dr. Daniel, "Hal ini sangat penting karena keluhan ini dapat dengan mudah dikaitkan dengan diagnosis yang lebih umum seperti asma."
Selama masa perawatan di rumah sakit, remaja yang tidak diketahui namanya itu menjalani serangkaian tes diagnostik, termasuk pemeriksaan darah, pencitraan, dan konsultasi dengan berbagai spesialis.
Artikel Terkait
Ada 2 Laporan Baru Kasus Kematian COVID-19, ini Kata Kemenkes RI
Dinkes DKI Temukan 2 Kasus Kematian Covid Akibat Komorbid, Apa itu Komorbid dan Bahayanya?
Jumlah Positif COVID di Jakarta Semakin Meningkat, Puncak Kasus Diprediksi 2 Pekan Lagi
Kasus Covid Singapura Naik 75%, Ada Varian Baru JN.1 Lebih Menular dan Sudah Ada di 12 Negara
Covid Terus Naik, Malaysia Anjurkan Warganya Pakai Masker di Masjid
Breaking News: Sudah Ada 4 Kasus Covid Varian Baru JN.1 Terditeksi di Indonesia