• Senin, 22 Desember 2025

Kasus Mycoplasma Pneumoniae Ditemukan di Indonesia, Ini Upaya Kemenkes dalam Pencegahannya

Photo Author
- Kamis, 7 Desember 2023 | 06:00 WIB
Mencegah Penyebaran Kasus Mycoplasma Pneumoniae di Indonesia (Magda Ehlers/pexels.com)
Mencegah Penyebaran Kasus Mycoplasma Pneumoniae di Indonesia (Magda Ehlers/pexels.com)

SURATDOKTER.com - Kasus Mycoplasma pneumoniae telah ditemukan di DKI Jakarta, khususnya pada anak-anak.

Informasi terbaru menyebutkan bahwa seluruh kasus teridentifikasi pada anak-anak dengan usia di bawah 10 tahun.

Meskipun konfirmasi lebih lanjut masih dalam proses, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, Imran Pambudi, mengonfirmasi pada Selasa (5/12/2023), bahwa pasien dengan Mycoplasma pneumoniae umumnya menunjukkan gejala ringan dan mendapatkan perawatan jalan.

Imran menegaskan bahwa saat ini sedang dilakukan konfirmasi terhadap jumlah kasus dengan melibatkan rumah sakit dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

Baca Juga: Terungkap Penyebab Kasus Covid-19 Singapura Meningkat Dua Kali Lipat, Kemenkes Beri Tanggapan

Meski demikian, Imran juga menekankan pentingnya menjaga kewaspadaan tanpa menimbulkan panik di masyarakat.

Terungkap Gejala Utama Mycoplasma Pneumoniae

Menurut anggota staf Divisi Respirologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RS Cipto Mangunkusumo, Nastiti Kaswandani, Mycoplasma pneumonia bukanlah bakteri baru.

Jenis bakteri ini sudah lama dikenal sebagai penyebab pneumonia pada anak, terutama pada anak usia sekolah.

Gejala yang muncul, seperti demam, batuk, dan kondisi klinis yang baik tanpa sesak atau hipoksia, seringkali tergolong ringan.

Dilaporkan bahwa DKI Jakarta telah mencatat setidaknya tiga kasus Mycoplasma pneumoniae pada anak-anak. Dari ketiga kasus tersebut, dua di antaranya menunjukkan gejala ringan dan mendapatkan perawatan isolasi mandiri di rumah selama 10-14 hari, sedangkan satu kasus mengalami gejala berat dan memerlukan rawat inap di rumah sakit, dengan tambahan koinfeksi respiratory syncytial virus (RSV).

Sementara anggota Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Erlina Burhan, menegaskan bahwa pneumonia akibat Mycoplasma pneumoniae biasanya bersifat ringan, dan kasus berat seringkali terkait dengan koinfeksi dari sumber penyakit lainnya.

Sedangkan menurut Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, gejala utama dari mycoplasma pneumoniae adalah sesak nafas yang disertai gejala lain seperti batuk dan flu. 

Baca Juga: 3 Anak di DKI Dilaporkan Terkena Mycoplasma Pneumonia, Kemenkes Akan Periksa dan Cek

Kendati demikian ia mengimbau masyarakat untuk tidak panik karena pneumonia bukan disebabkan oleh bakteri atau virus baru seperti covid-19 sehingga cara mendeteksi dan obat penangkalnya sudah ada.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ayunda Christina

Sumber: Hasil Riset Tim SuratDokter

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X