SURATDOKTER.com - Kerontokan rambut sering muncul tiba-tiba dan membuat banyak orang panik. Namun rambut rontok bukan hanya satu kondisi.
Ada berbagai pola, pemicu, dan bentuk kerusakan folikel yang perlu dipahami agar penanganannya tepat. Beberapa jenis bersifat sementara dan mudah pulih, tetapi ada pula tipe kebotakan yang membutuhkan terapi jangka panjang.
Artikel ini menjelaskan tujuh kategori utama kerontokan rambut yang paling sering ditemukan dalam praktik klinis.
Baca Juga: 7 Jenis Alopecia yang Perlu Kamu Kenali: Penyebab, Ciri, dan Cara Menanganinya
1. Telogen Effluvium
Telogen effluvium adalah kerontokan yang terjadi ketika banyak folikel rambut masuk ke fase istirahat (telogen) secara bersamaan.
Kondisi ini biasanya muncul 2–3 bulan setelah tubuh mengalami tekanan, seperti demam tinggi, stres emosional, persalinan, penurunan berat badan drastis, atau gangguan hormon.
Rambut rontok merata di seluruh kulit kepala, bukan berupa patch atau pola tertentu. Berita baiknya, rambut pada kasus ini umumnya bisa tumbuh kembali setelah pemicu tubuh terkendali.
2. Tinea Capitis
Tinea capitis adalah infeksi jamur di kulit kepala. Anak-anak lebih sering mengalaminya, meski orang dewasa juga bisa terkena. Ciri-cirinya berupa area botak yang tampak bersisik, gatal, dan kadang muncul titik hitam kecil tempat rambut patah.
Karena disebabkan jamur, perawatan membutuhkan obat antijamur oral yang diresepkan dokter. Jika terlambat ditangani, infeksi dapat merusak folikel rambut.
3. Trichotillomania
Trichotillomania adalah gangguan yang membuat seseorang menarik rambutnya secara berulang tanpa dapat menahan dorongan tersebut.
Pola rambut rontok menjadi tidak merata, dengan area kosong berbentuk acak. Kondisi ini terkait stres atau gangguan kontrol impuls, sehingga perawatannya lebih mengarah pada terapi psikologis dibanding obat rambut.