SuratDokter.com- Dalam hubungan, setiap orang pasti ingin merasa aman dan dicintai. Namun, bagi sebagian orang, cinta justru menghadirkan rasa takut, ragu, dan pikiran berlebihan.
Bukan karena kurang cinta, tapi karena terlalu banyak memikirkan hal-hal yang belum tentu benar — inilah yang disebut overthinking dalam hubungan.
Ketika Rasa Sayang Berubah Jadi Curiga
Awalnya mungkin sederhana: pasangan tidak segera membalas pesan, atau terlihat lebih dingin dari biasanya. Otak pun mulai menciptakan banyak skenario.
“Apakah dia bosan denganku?”
“Apakah dia sedang chatting dengan orang lain?”
“Apakah aku melakukan kesalahan?”
Padahal, bisa jadi pasangan hanya sedang sibuk, lelah, atau butuh waktu sendiri. Tapi bagi orang yang sering overthinking, diamnya pasangan terasa seperti ancaman. Akhirnya, rasa sayang berubah jadi kecemasan.
Baca Juga: Overthinking: Musuh Produktivitas di Era Serba Cepat
Mengapa Kita Overthinking dalam Cinta?
Ada banyak alasan kenapa seseorang mudah overthinking dalam hubungan. Beberapa di antaranya adalah:
-
Pernah disakiti di masa lalu, sehingga sulit mempercayai orang baru.
-
Kurang percaya diri, takut tidak cukup baik bagi pasangan.
-
Terlalu menggantungkan kebahagiaan pada pasangan.
-
Ingin kendali penuh atas hubungan, padahal cinta seharusnya saling memberi ruang.
Dalam kondisi seperti ini, overthinking bukan lagi bentuk perhatian, tapi tanda bahwa kita belum sepenuhnya percaya — pada pasangan maupun diri sendiri.
Dampak Overthinking pada Hubungan
Overthinking perlahan bisa merusak hubungan tanpa disadari. Hubungan yang awalnya hangat bisa berubah dingin karena terlalu banyak kecurigaan dan pertanyaan yang tidak perlu.
Beberapa dampak yang sering terjadi antara lain:
-
Komunikasi menjadi tidak sehat.