Ada juga kemungkinan terjadinya peradangan pada vena yang bisa menimbulkan nyeri dan kemerahan beberapa hari setelah donor darah dilakukan.
Beberapa efek samping lainnya yang lebih jarang terjadi termasuk cedera saraf, infeksi kulit (selulitis), serta cedera pada pembuluh darah besar atau tendon, yang dalam kasus tertentu mungkin memerlukan perawatan medis lanjutan.
Meskipun mendonorkan darah merupakan tindakan yang bermanfaat, penting bagi calon pendonor untuk memahami risiko serta efek samping yang mungkin terjadi. Sebagian besar reaksi yang muncul bersifat ringan dan dapat diatasi dengan perawatan sederhana.
Baca Juga: Pengalaman Donor Darah di PMI: Manfaat Bagi Kesehatan, Prosedur Pendaftarannya
Pendonor yang baru pertama kali melakukannya atau mereka yang mendonorkan plasma serta trombosit memiliki sedikit risiko lebih tinggi mengalami efek samping dibandingkan pendonor darah biasa.
Namun, dengan mengikuti instruksi medis dan menjaga kesehatan sebelum serta sesudah donor, risiko ini dapat diminimalkan.
Jika mengalami gejala tidak biasa setelah donor, segera konsultasikan dengan tenaga medis agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Dengan pemahaman yang baik mengenai prosedur serta potensi efek sampingnya, donor darah bisa menjadi pengalaman yang aman dan tetap bermanfaat bagi banyak orang yang membutuhkan.***