SURATDOKTER.com - Dalam kehidupan sehari-hari, mendengar keluhan dan curhatan dari teman adalah hal yang wajar terjadi.
Bahkan kita sendiri pun terkadang sering mengeluh dan curhat kepada teman ketika sedang stres maupun ada masalah.
Namun sesuatu yang berlebihan tentu saja tidak selamanya baik. Kebiasaan mendengar keluhan terlalu lama dapat berdampak buruk bagi diri sendiri.
Hal ini dikarenakan keluhan yang didengar terlalu lama dapat membuat suasana hati berantakan dan mengubah seseorang yang mendengar keluhan tersebut menjadi seperti apa yang dikeluhkan si pengeluh.
Bukan hanya itu saja, beberapa orang mengatakan bagian paling fatal dan berbahaya dari mendengar keluhan terlalu lama adalah dapat merusak otak.
Oleh sebab itu, untuk mengetahui apakah mendengar keluhan terlalu lama dapat merusak otak adalah fakta atau mitos. Mari kita simak informasi dibawah ini.
Baca Juga: Waspada! 8 Gejala Delusi (Waham), Gangguan Mental yang Tidak Bisa Membedakan Kenyataan dan Khayalan
Fakta atau Mitos
Dalam buku berjudul ‘Three Simple Steps: A Map To Success In Business and Life”, dinyatakan para ahli saraf telah melakukan riset dalam hal mengukur aktivitas otak ketika menghadapi berbagai rangsangan, termasuk ketika mendengar keluhan dalam jangka yang panjang.
Trevor Blake yang merupakan penulis dari buku tersebut, menyatakan bahwa mendengarkan keluhan 30 menit atau lebih dapat merusak fisik otak.
Tidak hanya mendengarkan, mereka yang rutin mengeluh juga berpotensi merusak otak mereka sendiri.
Hal ini juga dapat dibuktikan dengan cara melihat respon tubuh pada kehidupan sehari-hari. Ketika kita mendengarkan seseorang mengeluh terlalu lama atau dalam kurun waktu yang cukup lama, dan pada saat yang sama muncul perasaan ingin menjauh dari mereka.
Itu artinya otak kita sedang menyelamatkan diri kita dari kerusakan fisik yang akan terjadi.
Keluhan negatif yang terus menerus didengar dapat mengakibatkan kebodohan. Hal ini dikarenakan koneksi sel saraf di area otak yang berfungsi dalam memecahkan masalah yakni hippocampus mengalami peregangan.