SURATDOKTER.COM-Merokok sebagai fenomena sosial merupakan hal yang kompleks dan semakin kontroversial. Praktik ini mencakup berbagai aspek antara lain aspek sosial, ekonomi, dan kesehatan yang membentuk pola perilaku dan kebiasaan dalam masyarakat. Merokok telah lama dianggap sebagai simbol kebebasan atau gaya hidup tertentu, khususnya dalam situasi sosial tertentu.
Aspek ekonomi juga memegang peranan penting, dimana industri tembakau menjadi salah satu sektor ekonomi terbesar di beberapa negara. Perusahaan tembakau menggunakan strategi pemasaran yang canggih untuk menciptakan citra positif terhadap tembakau dan menciptakan kecanduan di masyarakat.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), proporsi perokok penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas diperkirakan mencapai 28,62% pada tahun 2023. Persentase ini meningkat sebesar 0,36 poin dibandingkan tahun sebelumnya (2022) sebesar 28,26%.
Berdasarkan jenis kelamin, persentase laki-laki yang merokok di negara ini adalah 56,36%. Sementara itu, hanya 1,06% perempuan Indonesia yang merokok pada tahun ini. Berdasarkan tempat tinggal, 31,09% penduduk pedesaan merokok. Persentase ini lebih tinggi dibandingkan 26,87% di perkotaan.
Pendekatan secara masif dan berbasis bukti penting ketika menghadapi fenomena merokok yang kian marak. Upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai dampak merokok terhadap kesehatan, memperkuat kebijakan pengendalian tembakau, dan mendukung individu yang ingin berhenti merupakan langkah penting untuk meminimalkan dampak negatif dari merokok.
Oleh karena itu, pemberantasan rokok tidak hanya memerlukan kerja sama lintas sektoral namun juga perubahan kesadaran kolektif mengenai pentingnya memprioritaskan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dibandingkan pertimbangan lainnya.
Baca Juga: Apakah Merokok Baik atau Buruk Bagi Kesehatan Mental Anda ? Ini Jawabannya
Mengapa Merokok Semakin Berkembang?
Konsumsi tembakau di Indonesia berada pada titik tertinggi sepanjang masa karena faktor-faktor seperti pertumbuhan penduduk yang tinggi, harga tembakau yang relatif rendah, pemasaran yang bebas dan intensif dari industri tembakau, dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya tembakau, menurut studi baru yang dilakukan oleh The conversation.com, jumlahnya meningkat pesat selama 30 tahun terakhir.
Terbatasnya penerapan kebijakan anti-tembakau dan kampanye anti-rokok yang tidak efektif juga menjadi faktor penyebab peningkatan jumlah orang yang merokok di Indonesia. Meskipun upaya-upaya telah dilakukan untuk menerapkan peraturan yang lebih ketat mengenai penjualan dan periklanan tembakau, masih terdapat tantangan dalam menerapkan dan menegakkan kebijakan-kebijakan ini secara konsisten di tingkat nasional.
Penyakit yang Bisa Terjadi karena Merokok
Dalam dunia kesehatan, hubungan kuat antara merokok dan berbagai kondisi medis telah menjadi perhatian utama. Merokok dapat menyebabkan banyak penyakit, seperti:
- Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah: Salah satu faktor risiko utama penyakit jantung koroner adalah merokok. Sering terpapar zat kimia asap rokok dapat merusak pembuluh darah, meningkatkan risiko penyempitan pembuluh darah, dan memicu plak aterosklerotik.
- Kanker: Merokok adalah penyebab utama kanker paru-paru, mulut, tenggorokan, kerongkongan, pankreas, kandung kemih, dan lainnya. Rokok mengandung zat karsinogenik yang dapat merusak sel tubuh dan memicu pertumbuhan sel kanker.
- Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK): Paparan asap rokok dapat merusak saluran udara paru-paru, menyebabkan mereka menyempit. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah kondisi yang mengganggu aliran udara dan seringkali menyebabkan batuk, sesak napas, dan produksi lendir yang berlebihan.
- Penyakit Pernapasan: Rokok dapat meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan atas dan bawah, seperti bronkitis dan pneumonia. Ini karena zat kimia yang terkandung dalam rokok melemahkan sistem kekebalan tubuh, yang membuat sistem pernapasan lebih rentan terhadap infeksi.
- Penyakit Vaskular: Merokok merusak sistem vaskular karena menyempitkan pembuluh darah dan meningkatkan risiko pembekuan darah. Ini dapat menyebabkan gangguan aliran darah, yang dapat menyebabkan trombosis dan gangren.
- Gangguan Kesehatan Reproduksi: Wanita yang merokok dapat mengalami berbagai masalah kesehatan reproduksi, termasuk masalah hamil, risiko komplikasi kehamilan yang lebih tinggi, dan penurunan fertilitas. Pada pria, merokok juga dapat berdampak pada kualitas sperma.
Penting untuk diingat bahwa efek merokok pada kesehatan seseorang dapat bersifat kumulatif dan berkembang seiring waktu, sehingga pencegahan dan pengelolaan risiko kesehatan yang terkait dengan merokok menjadi suatu keharusan. Pencegahan dan penghentian merokok adalah langkah penting untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.***